Warta Ekonomi, Jakarta – Jembatan timbang merupakan salah satu permasalahan yang perlu masuk dalam bahasan roadmap Zero Overdimension Overloaded (ODOL). Kesiapan infrastuktur tersebut menjadi poin penting dalam penerapan Zero ODOL yang baik dan benar.
Permasalahan klasik yang kerap menghantui persoalan terkait ODOL adalah pungutan liar di jembatan timbang. Hasil Kajian “Zero ODOL – Membangun Kebijakan Transportasi Darat yang Efektif di Indonesia” yang dilakukan oleh Universitas Gadjah Mada, mendapati sejumlah masalah yang dimliki jembatan timbang, di antaranya adalah geometrik akses jembatan dan kapasitas alat timbang terbatas.
Masalah lainnya adalah ketersediaan gudang bagi truk-truk obesitas untuk menyimpan barang bawaan mereka apabila menyalahi aturan. Persoalannya, jika ternyata muatannya adalah barang yang mudah busuk atau berumur pendek maka harus ada tempat penyimpanan yang memadai agar tidak terjadi kerugian.
Kalau pun berumur panjang, kapasitas penyimpanan gudang juga akan tetap menjadi masalah belum tentu logistik yang ditinggalkan akan diambil oleh pemilik barang. Belum lagi pungli yang merugikan para sopir truk. Hingga kini sejumlah masalah itu masih belum menemukan solusi.
Sebagian jembatan timbang di daerah saat ini juga belum sepenuhnya beroperasi atau bahkan ada yang terbengkalai. Berdasarkan data 2021, jembatan timbang yang beroperasi hanya sekitar 88 dari total 134 yang ada. Masalah yang ada tampaknya membuat para sopir truk enggan masuk ke jembatan timbang.
Sumber dan berita selengkapnya:
https://wartaekonomi.co.id/read508525/roadmap-odol-diminta-perhatikan-persoalan-jembatan-timbang
Salam,
Divisi Informasi