Jakarta – Peta jalan atau roadmap rantai distribusi dan penyeragaman data statistik pangan dipandang perlu di tengah pergerakan harga pangan di Tanah Air yang cenderung fluktuatif.
Sekjen Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) M. Maulana menilai pemerintah semestinya segera memperbaiki tata niaga pangan dan bukannya menambah titik penjualan baru seperti Toko Tani, yang diresmikan beberapa hari lalu.
“Rantai distribusi sekarang panjang sekali. Pemerintah harusnya membuatnya tetap kecil dan pendek. Sekarang setiap Lebaran orang kaget karena harga naik,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (15/6).
Dia menyebutkan saat ini ada sekitar sembilan hingga 12 titik distribusi di tiap komoditas pangan. Jumlah itu semestinya bisa dipangkas menjadi empat hingga lima titik distribusi.
Dihubungi terpisah, Ketua Komite Tetap Ketahanan Pangan Kadin Fransiscus Welirang mengungkapkan tata kelola niaga yang tidak tepat serta kesimpangsiuran data membuat harga selalu melonjak menjelang Lebaran.
“Perlu ada sistem yang jelas serta infrastruktur yang mendukung para petani dan peternak kita supaya hasil panen mereka tidak terbuang percuma, bisa tersalurkan ke masyarakat dengan baik. Ini inefisiensi pasar,” tuturnya.
Sumber dan berita selengkapnya:
Bisnis Indonesia, edisi cetak 17 Juni 2016.