JAKARTA (beritatrans.com) – Supply Chain Indonesia (SCI) mengapresiasi Pemerintah dalam hal ini Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang berencana mempercepat proses penyerapan anggaran.
“Hal ini sangat penting, terutama untuk pembangunan infrastruktur transportasi yang memerlukan waktu yang cukup lama dalam proses pembangunan, operasionalisasi, sampai perolehan kemanfaatannya,” kata Chairman Supply Chain Indonesia Setijadi melalui keterangan tertulis yang diterima beritatrans.com dan Tabloid Mingguan Berita Trans di Jakarta, Senin (18/1/2016).
Setijadi mengatakan, Inefisiensi logistik Indonesia tergambar dari biaya pengiriman berbagai komoditas yang lebih tinggi dibandingkan biaya pengiriman dari negara lain. Misalnya, biaya pengiriman daging sapi dari NTT ke Jakarta sekitar Rp 3.000/kg, sementara dari Australia hanya sekitar Rp 700/kg. Contoh lain, biaya pengiriman ikan dari Ambon ke Surabaya rata-rata Rp 1.800/kg, sedangkan dari China rata-rata Rp 700/kg.
Kondisi infrastruktur Indonesia tercermin juga dari laporan “The Global Competitiveness Index 2015–2016” yang disusun oleh World Economic Forum. Dari hasil penilaian terhadap 144 negara, infrastruktur Indonesia berada pada peringkat 62. Di antara negara-negara ASEAN, peringkat tersebut di bawah Singapore (peringkat 2), Malaysia (24), dan Thailand (44).
“Salah satu penyebab inefiesiensi itu adalah masalah infrastruktur, baik terkait dengan ketersediaan dan penyebarannya, maupun kapasitas yang berdampak terhadap ekonomi skala (economies of scale) yang dapat dicapai,” kata Setijadi.
Sumber dan berita selengkapnya: