Jakarta, InfoPublik – Supply Chain Indonesia (SCI) menyatakan perlu dilakukannya antisipasi atas dampak kenaikan bahan bakar minyak (BBM) terhadap biaya transportasi logistik. Untuk itu, SCI mendorong sinergi para pihak untuk meningkatkan efisiensi sektor logistik dalam upaya meredam inflasi.
Pada 3 September lalu, pemerintah menaikkan antara lain harga BBM bersubsidi jenis Bio Solar sebesar 32 persen, yaitu dari Rp5.150 menjadi Rp6.800. Biaya transportasi berkontribusi sekitar 70 persen dari biaya logistik. Biaya logistik itu secara keseluruhan diperkirakan berkontribusi rata-rata sebesar 15-20 persen dari penjualan perusahaan manufaktur.
“Sinergi diperlukan karena kenaikan harga produk dan komoditas sebagai pemicu inflasi sangat dipengaruhi kinerja sektor logistik yang multisektoral,” ujar Chairman Supply Chain Indonesia, Setijadi, pada Selasa (13/9/2022).
Secara nasional, Pemerintah perlu segera merevisi Sistem Logistik Nasional/Sislognas (Perpres 26/2012) untuk menyesuaikannya dengan berbagai perkembangan dalam 10 tahun terakhir. Dalam revisi itu, berbagai program kementerian terkait sektor logistik harus diintegrasikan secara sinergis.
Di tingkat daerah, pemerintah provinsi dan kabupaten/kota perlu mengembangkan sistem logistik daerah (sislogda) masing-masing yang akan mendorong efisiensi logistik wilayah. Sinergi antara sislognas dan sislogda diperlukan untuk mendorong peningkatan ketersediaan produk dan komoditas dengan biaya logistik yang efisien.
Sumber dan berita selengkapnya:
https://infopublik.id/kategori/nasional-ekonomi-bisnis/666051/sci-dorong-sinergi-bidang-logistik-untuk-redam-inflasi
Salam,
Divisi Informasi