JAKARTA (beritatrans.com) – Revitalisasi pelabuhan-pelabuhan di Indonesia dinilai sangat mutlak diperlukan. Pasalnya, peringkat pelabuhan Indonesia masih kalah jauh jika dibandingkan dengan Malaysia dan Thailand yang masing-masing sudah berada di peringkat 24 dan 56.
“Laporan The Global Competitiveness Index 2013-2014 yang dikeluarkan oleh World Economic Forum menyebutkan pelabuhan di Indonesia masih berada di peringkat ke-89 dari 148 negara di dunia,” kata Chairman Supply Chain Indonesia (SCI) Setijadi di Jakarta, Minggu (3/8/2014).
Setijadi mengatakan, revitalisasi perlu dilakukan terutama terhadap kondisi dermaga dan fasilitas bongkar muat, termasuk juga kedalaman kolam pelabuhan. Ketiga infrastruktur pelabuhan itu dinilai Setijadi masih jauh dari kondisi ideal untuk mendukung tingginya arus barang yang masuk dan keluar pelabuhan.
“Selain terhadap ketiga infrastruktur tersebut, perbaikan dan pengembangan infrastruktur juga harus dilakukan terhadap lapangan penumpukan dan jalan akses pelabuhan,” katanya.
Di sisi lain, perlu juga dilakukan peningkatan manajemen, operasional, dan standardisasi kepelabuhanan, termasuk profesionalisme tenaga kerja bongkar muat.
“Partisipasi swasta dalam sektor kepelabuhanan sesuai dengan UU Pelayaran tahun 2008 sangat diperlukan dalam menciptakan persaingan yang sehat untuk efisiensi logistik nasional,” katanya.
Menurutnya, revitalisasi kepelabuhanan juga harus disesuaikan dengan konsep sistem transportasi laut yang akan digunakan. Sampai saat ini masih berkembang dua konsep utama sistem transportasi laut, yakni konsep Logistik Maritim yang tercantum dalam Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional (Sislognas) dan konsep Pendulum Nusantara yang secara prinsip sama dengan konsep Tol Laut.
Sumber dan berita selengkapnya:
http://beritatrans.com/2014/08/03/sci-menilai-revitalisasi-pelabuhan-mutlak-diperlukan/