Oleh: Setijadi | Chairman Supply Chain Indonesia
Sektor logistik Indonesia dalam 5 tahun terakhir masih belum efisien yang ditandai dengan biaya logistik yang tinggi. Kinerja sektor logistik Indonesia juga tertinggal dibandingkan dengan beberapa negara Asean. Tidak hanya di bawah Singapore, Thailand, dan Malaysia, bahkan Logistics Performance Index (LPI) Indonesia pada tahun 2018 di bawah Vietnam.
Diperlukan perubahan pembenahan sektor logistik Indonesia. Di samping untuk peningkatan efisiensi dan kinerja, pembenahan fundamental diperlukan karena sektor logistik Indonesia menghadapi tantangan untuk memberikan dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi, penguatan struktur industri, serta peningkatan daya saing produk dan komoditas.
Sektor logistik Indonesia yang multistakeholder membutuhkan figur pimpinan dengan kemampuan yang memadai untuk mengkoordinasikan para pihak terkait dari sejumlah kementerian/lembaga (K/L) terkait dan badan usaha dari berbagai sektor, hingga pemerintah daerah.
Figur ini harus memiliki keterbukaan, integritas, dan visioner, sehingga mampu menerima, mengakomodasi, dan mengelola heterogenitas pemikiran, pandangan, pendapat, dan saran dari stakeholder sektor logistik. Stakeholder ini meliputi: pemerintah (K/L pusat dan daerah), praktisi/pelaku usaha, akademisi, lembaga pendidikan, penelitian dan pengembangan, serta masyarakat luas. Karakteristik figur ini sangat penting untuk perbaikan, peningkatan, dan pengembangan sistem logistik nasional yang sangat dinamis.
Kepemimpinan figur sektor logistik nasional diharapkan mampu memberikan solusi yang cepat dan tepat atas berbagai masalah klasik sekaligus tantangan di era disrupsi untuk saat ini dan masa mendatang.
Figur tersebut juga harus independen dan tidak terafiliasi dengan pihak-pihak lain, misalnya asosiasi atau lembaga tertentu, yang berpotensi menimbulkan konflik kepentingan.
Dengan kepemimpinan dan koordinasi oleh figur yang tepat ini, sektor logistik Indonesia diharapkan dapat mengejar ketertinggalan melalui program pengembangan logistik yang terintegrasi dengan program pembangunan secara nasional.
Program pembangunan logistik sangat diperlukan juga untuk menghadapi berbagai tantangan pada saat ini dan masa depan dalam bentuk digitalisasi, sharing economy, internet of things, cloud logistics, dan blockchain.
Figur yang kuat sangat diperlukan dalam mengembangkan ekosistem logistik nasional 2020 serta agar Indonesia dapat berperan penting dalam ekosistem logistik terintegrasi kawasan menjelang Asean Connectivity 2025.
Dengan mempertimbangkan kebutuhan mengoordinasikan beberapa kementerian/lembaga dan pihak-pihak terkait, untuk itu, SCI merekomendasikan figur sektor logistik dengan struktur minimal pejabat eselon I dengan kewenangan tertentu sesuai kebutuhan di era disrupsi.
Selain itu, diharapkan pemerintah membentuk lembaga logistik dalam bentuk badan adhoc logistik nasional dan regulasi yang kuat agar perencanaan dan implementasi perbaikan dan pengembangan sektor logistik lebih efektif.
Bandung, 24 November 2019
Setijadi
Chairman | Supply Chain Indonesia
E-mail : setijadi@SupplyChainIndonesia.com
www.SupplyChainIndonesia.com
Download Catatan ini:
Catatan SCI - Sektor Logistik Butuh Figur Berintegritas dan Visioner (552.4 KiB, 293 hits)