Oleh: Setijadi, S.T., M.T., I.P.U., ASEAN Eng.
CEO | Supply Chain Indonesia
Presiden terpilih Prabowo Subianto pada Forum Ekonomi Qatar (15/5) mengatakan Indonesia dapat mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8% dalam kurun 2 hingga 3 tahun. Prabowo menyampaikan berbagai inisiatif yang akan diambil untuk mendorong investasi, meningkatkan daya saing industri, serta memperkuat infrastruktur dan konektivitas yang akan berkontribusi pada pencapaian target ambisius tersebut.
Prabowo juga mengatakan fokus pertama dalam pemerintahannya adalah soal ketersediaan bahan pangan untuk masyarakat, ketahanan dan swasembada energi, memecahkan masalah kelaparan anak-anak, serta pengolahan sumber daya alam, termasuk melakukan hilirisasi dan industrialisasi. Langkah-langkah ini dirancang untuk menciptakan ketahanan pangan yang lebih baik, memastikan pasokan energi yang stabil, memberikan solusi konkret terhadap masalah kemiskinan dan kelaparan, serta meningkatkan nilai jual produk lokal yang akan di ekspor ke berbagai negara. Untuk itu, perlu pengembangan industri yang mampu mengolah sumber daya alam secara efisien untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan pekerjaan baru.
Sementara, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia tahun 2023 tumbuh sebesar 5,05%. Sebelumnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 3,69% pada 2021 dan 5,31% pada 2022. Dalam 10 tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi Indonesia tertinggi pada tahun 2013 sebesar 5,78%.
Dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam beberapa tahun pada kisaran 5%, maka pencapaian target pertumbuhan hingga 8% memerlukan perencanaan dan upaya yang keras. Walaupun dalam beberapa tahun terakhir terjadi perbaikan, masih banyak tantangan yang masih perlu dihadapi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.
Berbagai faktor dan sektor pendukung pertumbuhan ekonomi harus disiapkan dan dikembangkan secara terintegrasi dan sinergis dengan melibatkan para pemangku kepentingan.
Logistik merupakan salah satu sektor yang berpotensi penting untuk mendukung pencapaian target pertumbuhan itu. Sebagai tulang punggung dalam pendistribusian produk dan komoditas, aktivitas logistik yang baik dapat mempercepat proses pengiriman, mengurangi biaya transaksi, dan meningkatkan efisiensi operasional di seluruh rantai pasok.
Fokus pembangunan perlu diarahkan untuk memperkuat kapasitas logistik di wilayah-wilayah yang menunjukkan potensi pertumbuhan yang tinggi. Hal tersebut dapat diwujudkan melalui pengembangan infrastruktur logistik, penerapan teknologi, pengembangan kapasitas dan sumber daya manusia, peningkatkan konektivitas melalui integrasi aktivitas logistik, dan sebagainya.
Oleh karena itu, melalui pengembangan infrastruktur yang baik, penerapan teknologi, dan sistem manajemen yang efektif, sektor logistik dapat mengurangi hambatan yang mengganggu perdagangan dan distribusi, serta membuka akses ke pasar baru.
Strategi Pengembangan Logistik
SCI menyampaikan rekomendasi komprehensif strategi pengembangan sektor logistik Indonesia untuk pencapaian pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan mempertimbangkan berbagai faktor terkait secara komprehensif.
Logistik merupakan bidang yang bersifat multisektoral, multidisiplin, dan multistakeholders. Perencanaan pembangunan dan pengembangannya harus dilakukan secara terintegrasi dengan melibatkan kementerian/lembaga terkait, pemerintah daerah, pelaku industri, penyedia jasa logistik, operator infrastruktur dan fasilitas logistik, dan para pemangku kepentingan lainnya.
Beberapa konsep dan paradigma perlu dikembangkan dan digunakan dalam penyusunan strategi pengembangan sektor logistik. Sektor logistik harus memfasilitasi konektivitas antar wilayah dan mengintegrasikan wilayah-wilayah di Indonesia (locally integrated). Selain itu, sektor logistik juga harus memfasilitasi konektivitas secara global (globally connected).
Paradigma pembangunan dan pengembangan sektor logistik perlu dilengkapi tidak hanya “ship follows the trade”, tetapi juga “ship promotes the trade”. Paradigma “ship follows the trade” mengarahkan pembangunan dan pengembangan logistik mengikuti pola atau perkembangan perdagangan.
Paradigma “ship promotes the trade” mengarahkan pembangunan dan pengembangan logistik untuk mendorong perdagangan. Paradigma ini menekankan bahwa sektor logistik harus berperan aktif dalam merangsang dan memperluas kegiatan perdagangan. Paradigma ini tepat untuk mendorong pertumbuhan wilayah-wilayah yang kontribusi terhadap PDB masih rendah.
Pengembangan paradigma ini mengubah fokus utama dalam aktivitas logistik sehingga fokus utama menjadi bagaimana logistik dapat berkontribusi dalam merangsang pertumbuhan ekonomi, khususnya di wilayah-wilayah yang saat ini memiliki kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang masih rendah serta pengembangan secara berkelanjutan pada wilayah dengan kontribusi PDB yang tinggi.
Strategi pengembangan sektor logistik Indonesia untuk pencapaian pertumbuhan ekonomi Indonesia itu dilakukan dengan lima pilar yang saling terkait.
- Rantai Pasok Komoditas
Rantai pasok komoditas merupakan elemen penting dalam strategi pengembangan logistik yang efektif dan efisien. Strategi ini mencakup fokus komoditas, hilirisasi, pemetaan rantai pasok, dan pengembangan rantai pasok terintegrasi. Melalui fokus komoditas, aktivitas logistik dapat terspesialisasi mulai dari infrastruktur, teknologi, dan kompetensi SDM.
Strategi hilirisasi akan berpengaruh signifi-kan terhadap pengem-bangan logistik ber-kaitan dengan pening-katan nilai tambah. Selain meningkatkan keuntungan, strategi ini juga akan meningkatkan daya saing produk di pasar global.
Strategi pemetaan rantai pasok membantu dalam memahami aliran material, produk, dan informasi dari hulu ke hilir. Ini memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi setiap tahap dalam rantai pasok dan memastikan bahwa aliran ini berjalan secara lancar.
Strategi pengembangan rantai pasok terintegrasi memainkan peran dalam koordinasi dan kolaborasi. Rantai pasok terintegrasi memfasilitasi koordinasi yang lebih baik antara semua pihak yang terlibat, termasuk pemasok, produsen, distributor, dan pengecer. Dengan kolaborasi yang erat, semua bagian dari rantai pasok bekerja bersama secara harmonis untuk mencapai tujuan bersama. - Pembangunan Wilayah
Pembangunan wilayah menjadi faktor penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi terutama melalui pengembangan infrastruktur. Pembangunan wilayah ini juga mencakup pengembangan komoditas potensial wilayah dan peningkatan nilai tambahnya, serta upaya integrasi pengembangan dan pengubahan paradigma logistik.
Pengembangan komoditas dapat dilakukan dengan fokus pada sejumlah komoditas tertentu yang memiliki permintaan tinggi atau nilai jual yang tinggi, baik secara domestik maupun global. Pada strategi upaya integrasi pengembangan dan pengubahan paradigma logistik, menjadi hal penting untuk meningkatkan efisiensi, daya saing, dan kemampuan beradaptasi terhadap perubahan pasar dan teknologi. - Konektivitas
Konektivitas sektor logistik merupakan fondasi penting bagi pengembangan ekonomi yang berkelanjutan. Konektivitas terdiri atas pengembangan infrastruktur, penataan hub & spoke, pengembangan transportasi multimoda secara end-to-end, dan pemanfaatan teknologi informasi.
Melalui pengembang-an infrastruktur atau Infrastruktur yang me-madai seperti jalan raya, pelabuhan, ban-dara, dan rel kereta api meningkatkan ka-pasitas dan efisiensi transportasi sehingga dapat mengurangi waktu dan biaya pengiriman. Penataan hub & spoke berperan dalam optimalisasi rute pengiriman untuk proses pengiriman yang lebih efisien dengan mengkonsolidasikan barang di hub sentral sebelum didistribusikan ke titik akhir.
Transportasi multimoda dikembangkan dengan menggabungkan berbagai moda transportasi untuk mengoptimalkan rute pengiriman untuk meningkatkan efisiensi waktu dan biaya. Teknologi informasi digunakan untuk meningkatkan visibilitas, transparansi, hingga otomisasi dalam aktivitas logistik. - Kompetensi dan Kapabilitas
Kompentensi dan kapabilitas mencakup pengembangan kompetensi SDM, serta peningkatan proses dan teknologi, serta pengembangan jaringan global. Pengembangan kompetensi SDM dapat meningkatkan keterampilan, pengetahuan, dan kepemimpinan. Pengembangan kompetensi SDM memastikan bahwa tenaga kerja memiliki keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk mengelola operasi logistik secara efisien.
Peningkatan proses dan teknologi juga mencakup pengembangan solusi logistik yang keberlanjutan atau green logistics. Hal ini dapat dilakukan melalui penggunaan kendaraan listrik, optimasi rute untuk mengurangi emisi, dan praktik pengelolaan limbah yang lebih baik. Selanjutnya, melalui pengembangan jaringan logistik, akses ke pasar internasional akan lebih mudah sehingga memungkinkan perusahaan untuk mengakses pasar internasional, memperluas jangkauan bisnis mereka, dan meningkatkan peluang ekspor. - Regulasi & Kelembagaan
Regulasi dan kelembagaan terdiri atas pembentukan UU logistik sebagai target jangka menengah, revisi Perpres 26/2012 tentang Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional, pembentukan badan logistik nasional, dan harmonisasi regulasi. Pembentukan UU Logistik akan meningkatkan kepastian hukum dan regulasi bagi para pemangku kepentingan di sektor logistik.
Revisi Perpres 26/2012 tentang Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional diperlukan untuk penyesuaian strategi pengembangan logistik terhadap perkembangan teknologi, dinamika pasar, dan kebutuhan ekonomi terbaru. Pembentukan badan logistik nasional diperlukan sebagai lembaga koordinasi dan pengawasan utama yang memastikan implementasi strategi logistik nasional berjalan sesuai rencana.
Tak kalah penting, harmonisasi regulasi juga berperan dalam mengurangi hambatan regulasi dan menciptakan standar yang konsisten. Harmonisasi regulasi memastikan bahwa aturan dan kebijakan dari berbagai lembaga pemerintah dan sektor terkait tidak saling bertentangan atau menciptakan hambatan bagi operasional logistik.
*****
5 Agustus 2024
Setijadi
CEO
Supply Chain Indonesia
E-mail: setijadi@SupplyChainIndonesia.com
www.SupplyChainIndonesia.com
Download catatan ini:
Catatan SCI - Strategi Pengembangan Sektor Logistik untuk Pencapaian Target Pertumbuhan Ekonomi (476.5 KiB, 103 hits)