×
Supply Chain Indonesia Video Channel
QUESTIONS? CALL: +62 22 720 5375 +62 821 1515 9393

Supply Chain Indonesia

Supply Chain Indonesia

Lembaga Pendidikan, Pelatihan, Konsultasi, Penelitian, Pengkajian & Pengembangan Logistik

+62227205375
Email: sekretariat@SupplyChainIndonesia.com

SUPPLY CHAIN INDONESIA
Komplek Taman Melati B1/22 Pasir Impun Bandung 40194 Indonesia

Open in Google Maps
  • BERANDA
  • PROFIL
  • AGENDA
    • Agenda 2023
    • Training
      • Basic Logistics
      • Supply Chain Management
      • SCM Maritime Sector
      • Warehouse Management
      • Transportation Management
      • Cold Chain Logistics
      • Inventory Management
      • Procurement Management
      • Demand Forecast & Sales and Operations Planning
    • E-Training
      • Basic Logistics
      • Supply Chain Management
      • SCM Maritime Sector
      • Warehouse Management
      • Transportation Management
      • Cold Chain Logistics
      • Inventory Management
      • Procurement Management
      • Demand Forecast & Sales and Operations Planning
  • OPINI
  • UNDUH
    • Paparan SCI
    • Infografis
    • Data Logistik
    • Kementerian dan Lembaga
    • Asosiasi dan Lembaga Non-Pemerintah
    • Seminar dan Konferensi
    • Forum Diskusi
    • Materi Pembelajaran
      • ERP
      • Manajemen Logistik
      • Sistem Transportasi dan Distribusi
      • Supply Chain Management
      • Manajemen Persediaan
    • Peraturan Perundangan
      • Undang-Undang
      • Peraturan Presiden
      • Peraturan Gubernur
      • Peraturan Pemerintah
      • Kementerian Pekerjaan Umum
      • Kementerian Perdagangan
      • Kementerian Perhubungan
      • Kementerian Pertanian
      • Kementerian Keuangan
      • Badan Nasional Penanggulangan Bencana
      • Kementerian Perindustrian
      • Kementerian Kesehatan
  • HUBUNGI KAMI
COMPANYPROFILE
Supply Chain Indonesia
Wednesday, 27 January 2016 / Published in Artikel Transportasi

Strategi Pengiriman Barang dengan Moda Transportasi yang Murah dan Efisien

Oleh: Kyatmaja Lookman, CISCP | Director of PT Lookman Djaja

Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa logistics cost di Indonesia masih mempunyai nilai yang sangat tinggi diantara negara-negara di ASEAN yaitu 24% dari PDB, beberapa solusi yang telah direncanakan oleh pemerintah pun belum berhasil untuk menurunkan logistics cost di Indonesia.

Beberapa faktor penyebab yang menjadi dasar untuk menurunkan logistics cost  adalah:

  1. Raw Material

Negara Indonesia adalah negara pengekspor bahan mentah tanpa diberikan value added sebelum dikirimkan, semakin barang itu memiliki value added maka logistics cost jika dibandingkan dengan harga barang akan semakin turun. Misalnya untuk produksi kaca, bahan dasar terbesar yang banyak dipakai oleh produksi kaca itu adalah garam, tetapi garam ini harganya sangat murah jika dibandingkan dengan biaya transportasinya. Di Amerika untuk bahan-bahan dasar seperti ini, mereka menggunakan mini land bridge yaitu kereta api berdaya tarik tinggi yang mampu menarik ratusan gerbong untuk dua tumpuk container, dengan menggunakan transportasi tersebut maka unit cost pengirimannya bisa ditekan, karena apabila pada level raw material biaya pengirimannya sudah tinggi bagaimana pada level finished good.

  1. Semi Finished Good

pada level semi finished good untuk produk kaca tersebut sudah dalam bentuk kaca lembaran. Kaca lembaran tersebut sudah memiliki nilai ekonomis sedang dan sudah ada value added di dalamnya. Tentunya semakin ada value barang jika dibandingkan dengan logistics costnya akan semakin turun. Jika logistics cost untuk garam bisa mencapai hingga 660% maka kaca ini kurang lebih 30%. Kita akan masuk produk turunan yang ketiga ketika produk kaca ini dirubah menjadi art glass, tempered glass, atau automotif glass, dsb.

  1. Finished Good

Pada final produk harganya pasti sangat mahal akan tetapi konsumen tetap membeli barang tersebut dikarenakan mempunyai economic value. Ketika value meningkat maka harga juga meningkat maka perbandingan dengan logistics cost otomatis akan turun. Pada level finished good maka logistics costnya hanya tinggal 5 persen.

Itulah beberapa penyebab mengapa logistics cost di Indonesia masih tinggi, dikarenakan kurangnya value added activity pada beberapa proses tersebut.

Issue pada saat ini adalah kapal PELNI yang mendapatkan subsidi dari pemerintah tetapi tidak ada yang menggunakannya, hal ini disebabkan karena tidak kompetitif. Kita kembali ke konsep dasar bahwa sapi tidak akan bernilai economic tinggi, karena sapi adalah sebagai bahan dasar. Karena pada kenyataannya masyarakat tidak memerlukan sapi beserta tulang-tulang dan bangkainya untuk dikirim semua ke Jakarta dan dikonsumsi. Jika kita bandingkan dengan kapal import dari Australia yang dikirim itu hanya dagingnya saja. Beberapa kendala transportasi untuk pengiriman sapi yaitu contoh sapi dari NTT yang akan dikiirimkan sapi tersebut harus berenang terlebih dahulu sehingga ada resiko dan bisa menyebabkan kematian juga dalam perjalanan ke Pulau Jawa, untuk transportasinya menggunakan 20 feet container yang memiliki luas area 14.4 m2, dengan ukuran tersebut maka hanya cukup untuk mengangkut 5-6 ekor sapi.

Untuk mengurangi logistics cost pada transportasi pengangkutan sapi, seharusnya rumah potong hewan itu dibuat di NTT maka dengan demikian hanya daging yang dikirim, karena selain merupakan pemborosan transportasi, tulang belulang dan bangkai sapi tidak ada nilai ekonomisnya dan tidak akan menghabiskan biaya transportasi yang mahal untuk pengiriman ke Jawa.

Dengan mengirimkan dagingnya saja maka pengiriman sudah terlihat bisa lebih hemat kurang lebih 70% dan dalam satu container jika 1 ekor sapi dengan berat 1 ton menghasilkan daging kurang lebih 300kg, maka dalam satu container 20 feet berkapasitan 20 ton kita bisa memasukkan 66 ekor daging sapi. Di dalam pelayaran container juga bisa ditumpuk 3 sampai dengan 264 ekor sapi. Bayangkan 6 ekor sapi:264 ekor daging sapi, maka yang lebih murah ongkos kirimnya.

Untuk produk pertanian di Indonesia, permasalah yang paling utama adalah masalah penyusutan, seperti sapi dikirim 6 ekor meninggal 2 ekor, sehingga tidak ada nilai ekonomisnya dan tidak layak di konsumsi. Beras dan buah-buahan juga mengalami hal yang sama, masalah penyusutan ini adalah masalah didalam supply chain kita. Coba kita kirim daging beku tidak aka nada kendala. Sapi jika mati diperjalanan tidak akan halal untuk dikonsumsi, sedangkan daging dipotong dengan kaidah halal dibekukan dan dikirim masih layak untuk dikonsumsi.

Daging ini merupakan produk turunan kedua, jika kita telusuri lebih jauh, konsumsi terbesar untuk daging sapi di Pulau Jawa adalah untuk pembuatan baso, jika kita bisa membuat basonya di NTT maka biaya pengirimannya akan jauh lebih rendah lagi dibandingkan harga barang karena baso lebih punya nilai ekonomis lebih tinggi jika dibandingkan daging sapid an tidak perlu menggunakan daging mahal seperti tenderloin, sirloin, dsb.

Demikian juga dengan produk perikanan Jika kita melakukan pengiriman ikan ke Pulau Jawa, hal pertama yang harus digunakan adalah kapal khusus untuk pengiriman ikan. kemudian kendala yang dihadapi adalah resiko rusak dalam perjalanan jauh. Solusinya adalah kenapa kita tidak buat perusahaan pengalengan ikan di daerah Sulawesi atau Papua? jangan di Banyuwangi.

Finished produk dengan nilai ekonomis tinggi akan memiliki logistik cost yang lebih rendah dibandingkan dengan harga barang. Pembangunan pengolahan di dekat daerah sumber material juga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah itu demi terciptanya pemerataan pembangunan. Dengan demikian pengiriman akan lebih seimbang tidak terlalu timpang dan padat di jawa dan logistik akan jauh lebih murah.

 

Download Artikel ini:

  Strategi Pengiriman Barang dengan Moda Transportasi yang Murah dan Efisien (441.7 KiB, 638 hits)

 

Komentar

comments

Tagged under: distribusi, Logistics, LOGISTIK, Logistik Indonesia, Pergudangan, rantai pasok, Supply Chain, Supply Chain Indonesia, transportasi

What you can read next

Smart City: Pola Penanganan Kemacetan dan Permasalahan Lalu Lintas (Bagian 2 dari 2 tulisan)
Sistem Penanganan Kemacetan Lalu Lintas (Bagian 2 dari 2 tulisan)
Kerangka Kerja Evaluasi Pendukung Keputusan pada Sistem Transportasi Barang Kolaboratif

Recent Posts

  • PT Pelni Tambah Dua Kapal Masuk ke Pelabuhan Ambon pada 2023, Begini Penjelasannya

    Ambon (ANTARA) – PT Pelni Cabang Ambon me...
  • Arus Bongkar Muat IPC Terminal Petikemas pada 2022 di Atas Target

    Bisnis.com, JAKARTA –  IPC Terminal Petik...
  • Pembangunan Dermaga Logistik IKN Nusantara Rp 99 Miliar, Tiga Kapal Ponton Bisa Sandar

    TRIBUNKALTIM.CO – Pembangunan I...
  • Pelabuhan Banabungi Bakal Disinggahi Dua Kapal Perintis Tol Laut

    BUTON, BERITASULTRA.ID – Pelabuhan Banabun...
  • Perbaiki Sistem Logistik, Investasi dan Daya Saing Ekonomi RI Pasti Meningkat

    JAKARTA – Pemerintah berupaya meningkatkan...
  • GET SOCIAL

Copyright © 2017, SUPPLY CHAIN INDONESIA | Komplek Taman Melati B1/22 Pasir Impun Bandung 40194 Indonesia

TOP
WhatsApp chat