Oleh: Zaroni | Head of Consulting Division Supply Chain Indonesia
Kondisi pandemi telah mengubah perilaku belanja konsumen dari offline menjadi online yang berdampak terhadap peningkatan pengiriman barang. Kebijakan PPKM dan larangan mudik juga memicu peningkatan pengiriman terutama kepada keluarga dan kerabat pada Ramadhan dan menjelang Lebaran.
Rencana pemerintah dalam memberikan subsidi ongkos kirim (ongkir) pada hari belanja online nasional (harbolnas) sebelum Lebaran juga akan mendorong belanja online sehingga akan berdampak pada peningkatan volume pengiriman. Harbolnas akan digelar serentak pada H-10 dan H-5 Idul Fitri.
Volume pengiriman pada Ramadhan dan menjelang Lebaran diperkirakan naik sekitar 40% jika melihat volume kenaikan pada tahun lalu yang kondisinya lebih ketat dibandingkan tahun ini.
Untuk mengantisipasi peningkatan permintaan pengiriman barang selama bulan Ramadhan perlu upaya penyedia jasa logistik/kurir agar pengiriman tetap lancar dan tepat waktu.
Beberapa strategi perlu dilakukan oleh penyedia jasa logistik/kurir maupun pengirim/konsumen.
Pertama, penyedia jasa logistik/kurir perlu menyiapkan kapasitas operasional yang memadai di setiap proses penanganan kiriman, mulai dari collecting atau drop point, baik untuk pengirim yang menyerahkan kirimannya di loket atau counter, maupun pengirim yang meminta layanan penjemputan (pick-up), sampai pengantaran (last-mile delivery).
Kapasitas operasional ini mencakup tenaga kerja, peralatan, moda transportasi, layanan penerimaan kiriman, dan petugas penjemputan kiriman.
Kedua, penyedia jasa logistik/kurir perlu menyiapkan platform kolaborasi yang memungkinkan informasi permintaan pengiriman dari pelanggan dapat diprediksi secara akurat untuk penyiapan kapasitas operasional. Berdasarkan informasi permintaan ini dapat dipetakan penyiapan kapasitas operasional pada setiap tahapan prosesnya, mulai dari collecting, processing, transporting, sampai delivery-nya.
Ketiga, khusus untuk pengiriman kiriman kargo, penyedia jasa logistik/kurir perlu mengedukasi pelanggan mengenai ketentuan jenis barang yang dapat dikirim sesuai karakteristik moda transportasi yang digunakan dan ketentuan mengenai pengepakan (packing) untuk keamanan selama proses penanganan (handling) kiriman. Keempat, kolaborasi dengan perusahaan transportasi barang, khususnya moda transportasi mengenai jadwal penerbangan, rute, dan kapasitas muat angkutnya, untuk memastikan kiriman kargo udara dapat diangkut secara tepat waktu dan sesuai volume tonasenya.
Bandung, 19 April 2021
Zaroni
Head of Consulting Division
Supply Chain Indonesia
E-mail : zaroni.umn@gmail.com
Download Catatan ini:
Catatan SCI - Strategi Pengiriman Barang Saat Ramadhan dan Menjelang Idul Fitri (786.7 KiB, 92 hits)