REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Surplus neraca dagang menjadi salah satu indikator upaya pemulihan ekonom di tengah tantangan pandemi Covid-19 sejak awal tahun lalu. Untuk mempertahankan capaian tersebut, pemerintah dinilai perlu menjalankan perdagangan yang terbuka dengan tetap memperhatikan kelancaran rantai pasok dalam negeri.
“Pemerintah harus fokus pada orientasi perdagangan terbuka dengan tidak melupakan kepentingan kelancaran rantai pasok dalam negeri yang dapat mendukung perekonomian di daerah,” kata Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Pingkan Audrine Kosijungan, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (21/12).
Nilai surplus dagang pada November 2021 mencapai 3,51 miliar dolar AS. Adapun surplus kumulatif Januari-November 2021 tembus 34,32 miliar dolar AS.
Sementara itu, nilai ekspor Indonesia pada bulan lalu tercatat 22,84 miliar dolar AS. Adapun nilai impor memiliki valuasi tertinggi sepanjang sejarah dengan mencapai 19,33 miliar dolar AS.
Dia meminta pemerintah untuk mempermudah proses impor bahan baku untuk menggerakkan industri. Jika nantinya terjadi penurunan nilai impor, terutama pada bahan baku industri, seharusnya dilihat sebagai sebuah peringatan.
Sumber dan berita selengkapnya:
https://republika.co.id/berita/r4gsom383/surplus-dagang-jaga-upaya-pemulihan-ekonomi
Salam,
Divisi Informasi