TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR – Padatnya aktivitas lalu lintas, selama ini menjadi salah satu indikasi dari perputaran ekonomi.
Bercermin dari pandemi Covid-19 pada tahun 2020-2022, lancarnya lalu lintas, membuat perekonomian mati.
Sebab, masyarakat Ubud yang sebagian besar bekerja di bidang jasa, sangat bergantung dari mobilitas wisatawan.
Dari lalu lalang kendaraan yang mengangkut wisatawan, restoran menjadi hidup, vila, hotel dan akomodasi pariwisata di Ubud menjadi laku, ada ‘dolar’ yang masuk, menghidupi pekerjanya, yang dari pekerja, ‘dolar’ tersebut akan berputar kembali ke masyarakat lewat transaksi harian, mingguan dan bulanan.
Namun berdasarkan catatan Tribun Bali, Minggu 30 Juni 2024, dari mobilitas pariwisata ini, ada hal yang dikorbankan. Yakni, kenyamanan lalu lintas.
Sumber dan berita selengkapnya:
https://bali.tribunnews.com/2024/06/30/tak-ada-jalan-luput-dari-kemacetan-di-ubud-mti-bali-usul-batasi-jam-truk-besar
Salam,
Divisi Informasi