JAKARTA – Kehadiran Tol Trans-Jawa sudah sekian lama menjadi utopia yang menyejukkan di tengah bayang-bayang panasnya kemacetan parah yang menggerayangi musim mudik setiap tahunnya. Tol yang total panjangnya mencapai 1.167 kilometer tersebut menjanjikan alternatif perjalanan yang lebih cepat, tidak hanya bagi mobil penumpang, tetapi juga bagi truk-truk raksasa pengantar logistik.
Kehadiran tol baru tersebut digadang-gadang dapat memangkas ongkos logistik dan waktu tempuh. Untuk yang kedua, waktu tempuh yang lebih singkat memang meningkatkan efisiensi perusahaan. Ujungnya tingkat penjualan bisa meningkat dan harga barang di pasaran bisa lebih stabil karena stok yang terjaga.
Efisiensi waktu di periode puasa dan lebaran saat ini memang sangat dibutuhkan perusahaan. Dengan waktu yang lebih singkat dan terjadwal lebih akurat, perusahaan bisa lebih leluasa mengatur kendaraan ekspedisi atau menyewa kendaraan logistik menyiasati adanya pembatasan operasional truk angkutan selama periode puasa dan lebaran.
Seperti diketahui, aturan pelarangan untuk melintasi ketika musim mudik ditujukan kepada kendaraan-kendaraan lebih dari 2 sumbu. Kendaraan yang masuk golongan III ke atas seperti inilah yang biasanya digunakan untuk mengantarkan logistik.
“Kalau untuk mudik Lebaran, itu hari spesial. Maka angkutan barang yang sumbunya tiga atau lebih, itu dilarang beroperasi,” ujar Direktur Angkutan dan Multi Moda Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub, Ahmad Yani, kepada Validnews, Senin (13/5).
Sumber dan berita selengkapnya:
https://www.validnews.id/Tarif-Tol-Tinggi–Inflasi-Logistik-Tak-Terhindari-qyh
Salam,
Divisi Informasi
#Logistik #LogistikIndonesia #SupplyChainIndonesia #UntukLogistikIndonesiaLebihBaik