JAKARTA – Lebih dari 50% konstruksi tol atas laut Semarang-Surabaya diperkirakan berada di daratan untuk merangsang pertumbuhan sentra industri di sepanjang jalur tersebut.
Direktur Utama PT Jasa Marga Tbk. Adityawarman mengatakan hal tersebut ditujukan untuk mengakomodasi lalu lintas kendaraan yang ada di darat.
“Kalau terus-terusan dibangun di atas laut siapa yang mau lewat,” jelasnya, di sela-sela kunjungan proyek tol JORR W2 Utara, Rabu (18/6).
Apalagi, sambungnya, tol yang diinisiasi oleh 19 BUMN tersebut tidak ditujukan untuk menjadi jalur utama Jawa Tengah-Jawa Timur, tetapi sebagai jaringan jalan untuk merangsang perekonomian di sekitarnya.
Seperti yang diketahui, pada Oktober 2013, Menteri BUMN Dahlan Iskan mendeklarasikan rencana pembangunan jalan tol sepanjang 600 km itu yang dipimpin oleh Jasa Marga dan melibatkan 18 BUMN lainnya.
Jalan tol di atas laut Pantura Jawa akan membentang sepanjang 600 kilometer dari Cirebon, Jawa Barat hingga Surabaya, Jawa Timur. Dahlan mengungkapkan total investasi yang dibutuhkan untuk pembangunan jalur alternatif ini sebesar Rp 150 triliun.
Dia menjelaskan nantinya proses pembangunan dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama akan membentang dari Semarang-Surabaya Timur sepanjang 300 km. Adapun yang berada di atas laut berlokasi di Tuban, Lamongan, dan Gresik. Dana pembangunan tahap pertama membutuhkan investasi Rp 50 triliun.
Adapun tahap kedua yang membentang dari Cirebon-Semarang studinya sedang dibuat. Dana investasi yang dibutuhkan untuk tahap kedua diperkirakan Rp 90 triliun.
SENTRA INDUSTRI
Lebih lanjut, Dirut Jasa Marga Adityawarman menuturkan terdapat tujuh sentra industri yang akan dilewati jalan tol Semarang-Surabaya tersebut. Ramp on dan ramp off jalan bebas hambatan tersebut pun direncanakan akan berada di tujuh titik itu. Ketujuh sentra industri tersebut di antaranya kota Jepara, Cepu, dan Gresik.
Namun, sambung Adit, hasil tersebut belum final karena masih sebatas prastudi kelayakan. Studi itu pun, baru akan selesai pada akhir bulan ini.
Sumber dan berita selengkapnya:
Bisnis Indonesia, edisi cetak 19 Juni 2014