REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Masalah pasokan dan harga komoditas sapi tak kunjung usai. Salah satunya, akibat sistem transportasi logistik menggunakan Tol Laut yang dinilai masih belum efektif. Itu membuat harga sapi lokal dari sentra-sentra di Luar Jawa tetap mahal.
Perusahaan peternakan pelat merah, PT Berdikari (Persero) mengusulkan agar pemerintah memfasilitasi pembangunan Rumah Potong Hewan (RPH) dan cold storage khusus sapi di sentra sapi lokal. Seperti di Bali, NTB, dan NTT. Dengan begitu, pengiriman ternak ke depan tidak dalam bentuk hewan hidup, namun dalam bentuk daging beku.
Direktur Jenderal Peternakan, Kementerian Pertanian (Kementan), I Ketut Diarmita, menuturkan saat ini memang baru terdapat satu unit RPH di Kupang, NTT untuk sapi yang dikelola oleh pemerintah setempat. Hanya saja, keberadaan RPH belum begitu dimanfaatkan dengan maksimal.
Melihat fakta yang ada, pembangunan RPH harus disertai komitmen pengelola kawasan peternakan maupun pemerintah daerah dalam mengelolanya. “Daerah harusnya yang memaksimalkan fungsi-fungsinya. Pemerintah pusat fasilitator. Pembangunan RPH harus atas usulan daerah, baru kita kaji,” kata Ketut kepada Republika.co.id, Kamis (10/10).
Ketut mengatakan, tidak ada yang salah dari fungsi Tol Laut saat ini. Sebanyak tujuh kapal ternak yang dikelola oleh Kementerian Perhubungan juga sudah cukup baik dalam membantu distribusi sapi ke Jawa. Hanya saja, peran pemerintah daerah yang harus lebih aktif memperhatikan peternakan yang dimiliki di wilayah masing-masing.
Sumber dan berita selengkapnya:
https://republika.co.id/berita/pz5v0n368/tol-laut-kapal-ternak-dinilai-tak-efisien-ini-kata-kementan
Salam,
Divisi Informasi