JAKARTA-PT Pelabuhan Indonesia II melobi pemerintah agar transaksi di pelabuhan tetap menggunakan mata uang dolar AS karena penggunaan rupiah untuk semua jenis transaksi bisa memicu lonjakan biaya logistik.
Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II Richard Joost Lino mengatakan ada dua jenis transaksi yang dilakukan di pelabuhan dan berkaitan dengan perseroan.
“Transaksi antara pemilik barang dan kami, serta transaksi antara pemilik kapal dan kami,” ujarnya, Selasa (14/4).
Menurutnya, transaksi yang dilakukan oleh pemilik barang dan pelindo II telah dilakukan dalam bentuk rupiah, sementara transaksi antara kapal asing dan Pelindo II mayoritas masih menggunakan mata uang dolar AS. Untuk transaksi antara pemilik barang dan pihak kapal asing dilakukan dalam bentuk dolar AS.
Bila Pelindo II memaksakan pihak kapal asing menggunakan rupiah, tegasnya, para pemilik kapal asing bakal membebankan selisih kurs jual dan kurs beli saat membeli rupiah kepada pemilik barang.
“Kalau yang terjadi seperti itu, tentu akan menambah biaya logistik lagi karena jasa pengiriman barang yang tadinya menggunakan dolar akan berubah ke rupiah yang nilainya terus berubah,” tegasnya.
Sumber dan berita selengkapnya:
Bisnis Indonesia, edisi cetak 15 April 2015