JawaPos.com – Biaya pengiriman logistik di Indonesia lebih tinggi jika dibandingkan dengan negara lain. Ada beberapa penyebab biaya pengiriman logistik mahal. Salah satunya, mekanisme penggunaan kendaraan pengiriman logistik belum optimal. Imbasnya, harga sebuah barang menjadi lebih mahal.
“Misalnya begini. Pabrik di Bekasi mau mengantar barang dengan truk ke Serang. Nah, pabrik itu harus menghitung biaya dari Bekasi ke Serang dan balik lagi ke Bekasi. Padahal, yang sebenarnya terjadi adalah truk itu tidak mengangkut apa-apa saat balik dari Serang ke Bekasi,” ungkap T. Arsono, co-founder Truku, kepada JawaPos.com belum lama ini.
Permasalahan itu, dipecahkan Arsono dengan menciptakan aplikasi Truku. Lewat aplikasi itu, tidak hanya lebih murah, proses pengiriman logistik juga menjadi lebih efisien. Sebab, prosesnya dikerjakan via sistem.
“Kalau saya mau mengantar barang secara manual, saya harus mencari truk dan sopir. Setelah dapat, surat jalan terbit. Lalu, setiba di customer, surat jalan saya diverifikasi. Dengan aplikasi Truku, proses tersebut jadi lebih singkat. Customer juga bisa men-tracking posisi truk sudah sampai mana,” jelas Arsono.
Alumnus Universitas Gajah Mada itu menilai, Truku adalah solusi untuk mengatasi tingginya biaya pengiriman. Sebab, dengan Truku, sopir truk tidak kembali dengan tangan kosong.
“Misalnya, truk mengirim barang dari Bekasi ke Serang. Nah, dengan Truku, truk bisa pulang ke Bekasi dengan membawa logistik. Potensi itu ada karena di Serang juga banyak industri. Customer industri di sana bisa ada di Jakarta, Bekasi, dan daerah lain. Kalau itu bisa di-combine, akan meningkatkan utilitas truk,”jelasnya.
Sumber dan berita selengkapnya:
https://www.jawapos.com/teknologi/14/04/2019/truku-bantu-pelaku-umkm-kurangi-pengeluaran/
Salam,
Divisi Informasi