JAKARTA – Supply Chain Indonesia (SCI) tidak setuju dengan Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) yang mengusulkan tarif tol di jalur pantai utara Jawa dikerek lebih tinggi sehingga distribusi barang dalam jumlah besar bisa beralih ke kereta api dan kapal. Mereka menilai langkah itu tak sejalan dengan efisiensi logistik.
Ketua Supply Chain Indonesia (SCI) Setijadi berpendapat usulan kontraproduktif dengan upaya meningkatkan efisiensi logistik nasional. Kenaikan tarif tol berpotensi semakin membebani usaha transportasi jalan (trucking) karena biaya operasional, biaya depresiasi, dan biaya maintenance yang sudah sangat tinggi.
“Biaya yang tinggi itu terutama karena tingkat utilisasi armada yang rendah akibat kemacetan dan antrean di simpul logistik, seperti pelabuhan, serta tingkat kerusakan jalan yang tinggi,” ujarnya, dalam keterangan tertulis kepada Sindonews, Selasa (16/6/2015).
Di lain sisi, kata dia, peranan moda transportasi jalan sangat penting dengan mengangkut sekitar 90% volume barang di Indonesia. Trucking diperlukan karena aksesibilitas yang tinggi. Dalam penggunaan kapal dan kereta untuk pengangkutan barang pun, trucking tetap diperlukan sebagai feeder.
“Jika tarif jalan tol dinaikkan bagi armada pengangkut barang, hal ini akan berdampak pula terhadap biaya logistik yang akan ditanggung perusahaan-perusahaan manufaktur dan pemilik barang lainnya,” tegas Setijadi.
Sumber dan berita selengkapnya: