JAKARTA – PT Cikarang Inland Port, pengelola Cikarang Dry Port, mencatat pertumbuhan volume 20% di kuartal I 2017 (year on year). Pertumbuhan volume itu ditopang besarnya ekspor-impor kebutuhan industri, perkembangan pusat logistik berikat (PLB), dan distribusi berbasis kereta (multimoda) dari berbagai sektor industri.
“Sejauh ini di awal tahun 2017, pertumbuhan mencapai kurang lebih 20 persen, dengan menargetkan pertumbuhan sisi ekspor, pusat logistik berikat (PLB) dan distribusi berbasis kereta (multimoda) dari berbagai sektor industri,” kata Direktur Cikarang Inland Port Benny Woenardi dalam pemaparan “Kesiapan Cikarang Dry Port dalam Menunjang Sistem Logistik Nasional Selama Ramadhan-Lebaran 2017” di Jakarta, Jumat (19/5/2017).
Menurut Benny, seiring pertumbuhan volume, jumlah pelanggan Cikarang Dry Port juga terus meningkat menjadi sekitar 500 perusahaan hingga akhir kuartal I 2017, dibanding saat baru pertama beroperasi pada 2012 hanya tiga pelanggan. “Pertumbuhan eksponensial terjadi terutama pada 2014 hingga saat ini,” ujarnya.
Benny menjelaskan kenaikan pelanggan itu terjadi karena Cikarang Dry Port mengutamakan berbagai kemudahan, fasilitas yang mencukupi, dan diperkuat dengan multimoda distribusi sehingga menimbulkan efisiensi biaya dan waktu.
“Dalam kajian World Bank serta Bappenas, impor melalui Cikarang Dry Port menghemat biaya sekitar 22 persen sampai 30 persen dan menghemat waktu 55 persen,” tuturnya.
Sumber dan berita selengkapnya:
Salam,
Divisi Informasi