Oleh: Widia Erlangga
Technical Advisor for Small Medium Enterprises,
Bonded Logistics Center, and Air Transshipment
Transshipment adalah pemindahan barang dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan hub station sebagai tempat untuk melakukan keseluruhan kegiatan tersebut.
Transshipment ini terjadi ketika di mana dari daerah asal terjadi penumpukan barang (kargo) untuk diangkut sementara moda transportasinya ataupun kapasitas pengangkutnya terbatas sehingga mengakibatkan terlambatnya jadwal keberangkatan serta mahalnya biaya transportasi yang harus ditanggung oleh konsumen.
Kegiatan air transshipment ini semakin menarik ketika pemerintah di China membantu industri dalam negerinya termasuk industri rumahannya (industri kecil menengah) dengan memberikan insentif ekspor, sehingga terjadi lonjakan permintaan barang dari seluruh dunia dan mengakibatkan industri kargo udara juga terkena imbasnya. Hal ini membuat 70% market origin (negara asal) untuk airfreight industry di dunia ini berasal dari China.
Dengan persentase tersebut maka harga pengiriman kargo udara (airfreight) dari China ke beberapa negara menjadi sangat mahal, karena berbicara mengenai kargo udara berarti terbatasnya ruangan kompartemen kargo di pesawat, sementara permintaan menjadi tinggi. Direct flight dari suatu asal dengan kapasitas kargo yang sangat besar (misal: China) ke tujuan akhir, sehingga dicarilah alternatif dengan melakukan air transshipment melalui negara lain dan berganti airlinesnya untuk mendapatkan harga yang kompetitif dan transit time yang masih sesuai permintaan pelanggan.
Jenis Air Transshipment yang Dapat Dilakukan di Indonesia
Sebagai negara kepulauan dengan 34 provinsi, Indonesia menjadi sangat potensial untuk kegiatan air transshipment tersebut. Untuk hub airport sebagai transshipment, yang paling memungkinkan adalah airport di Cengkareng (CGK) dengan jumlah 43 maskapai internasional yang beroperasi ke/dari CGK dan Denpasar (DPS) dan 40 maskapai internasional yang beroperasi ke/dari DPS. Salah satu penentu sebuah airport dapat dijadikan hub station adalah jumlah maskapai internasional yang datang dan pergi dari airport tersebut selain jenis pesawatnya.
Denpasar (DPS) merupakan hub station yang sangat potensial, karena:
- Terdapat 40 maskapai internasional beroperasi.
- Hanya membawa penumpang saja, dikarenakan tidak ada industri di Pulau Bali sehingga kargo masuk dan kargo keluar sangat sedikit (kecuali untuk kargo-kargo jenis perishable: live fish, fresh fish, dan buah-buahan).
- Jenis pesawat yang digunakan adalah wide body (Airbus A300, Airbus A330, Airbus A340, Airbus A350, Airbus A380, Boeing 747, Boeing 767, dan Boeing 777) dengan kapasitas penumpang dan kompartemen kargo yang cukup besar.
Dengan melihat hal-hal tersebut diatas, maka beberapa jenis air transshipment yang dapat dilakukan di Indonesia adalah:
- International to International Transshipment
Merupakan gabungan moda transportasi melalui udara dengan menggabungkan 2 maskapai penerbangan internasional yang berbeda dengan menggunakan sebuah airport sebagai point of transit (hub station) untuk tujuan akhir internasional.
Contoh rute udara/udara: SHA – DPS – MEL
- Kargo dari Shanghai untuk tujuan akhir Melbourne dilakukan air transshipment melalui Denpasar.
- Kargo dari Shanghai menggunakan China Eastern Airlines (MU) ke Denpasar, kemudian dari Denpasar menggunakan Qantas (QF) ke Melbourne.
- International to Domestic Transshipment
Merupakan gabungan moda transportasi melalui udara dengan menggabungkan maskapai penerbangan internasional dengan maskapai penerbangan domestik dengan menggunakan sebuah airport sebagai point of transit (hub station) untuk tujuan akhir domestik.
Contoh rute udara/udara: SHA – DPS – CGK
- Kargo dari Shanghai untuk tujuan akhir Jakarta dilakukan air transshipment melalui Denpasar.
- Kargo dari Shanghai menggunakan China Eastern Airlines (MU) ke Denpasar, kemudian dari Denpasar menggunakan Air Asia (QZ) ke Jakarta.
- Domestic to Domestic Transshipment
Merupakan gabungan moda transportasi melalui udara dengan menggabungkan 2 maskapai penerbangan domestik dengan menggunakan sebuah airport sebagai point of transit (hub station) untuk tujuan domestik.
Contoh rute udara/udara: DPS – SUB – PNK
- Kargo dari Denpasar untuk tujuan akhir Pontianak dilakukan air transshipment melalui Surabaya.
- Kargo dari Denpasar menggunakan Air Asia (QZ) ke Surabaya, kemudian dari Surabaya menggunakan Citilink (QG) ke Pontianak.
- Domestic to International Transshipment
Merupakan gabungan moda transportasi melalui udara maupun darat dengan menggabungkan maskapai penerbangan domestik dengan maskapai penerbangan Internasional dengan menggunakan sebuah airport sebagai point of transit (hub station) untuk tujuan internasional.
Contoh rute udara/udara: SUB – DPS – TYO
- Kargo dari Surabaya untuk tujuan akhir Tokyo dilakukan air transshipment melalui Denpasar.
- Kargo dari Surabaya menggunakan Citilink (QG) ke Denpasar, kemudian dari Denpasar menggunakan Korean Air (KE) ke Tokyo.
- Contoh rute darat/udara: SUB – DPS – TYO
- Kargo dari Surabaya untuk tujuan akhir Tokyo dilakukan air transshipment melalui Denpasar.
- Kargo dari Surabaya menggunakan moda transportasi darat (trucking) ke Denpasar, kemudian dari Denpasar menggunakan Korean Air (KE) ke Tokyo.
Keunggulan Air Transshipment
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia serta letaknya yang cukup strategis di kawasan Asia Tenggara, Indonesia menjadi daerah potensial untuk pengembangan air transshpment baik sebagai negara asal, negara tujuan, maupun negara transit.
Dengan adanya air transshipment akan memudahkan perpindahan barang baik domestik maupun untuk keperluan ekspor dengan tujuan internasional, karena akan mempermudah urusan logistik nasional yang kemudian dapat membantu perekonomian nasional.
Keunggulan air transshipment adalah:
- Menurunkan biaya pengiriman kargo melalui udara.
- Sebagai alternatif ketika disebuah airport sedang terjadi peak season.
- Membantu kegiatan pengiriman barang dari suatu daerah yang tidak punya sarana pengangkut menggunakan kapal laut.
Potensi utama untuk pasar produk air transshipment ini adalah:
- International freight forwarding company di negara lain.
- Domestic cargo agent.
- Direct customers di daerah yang tidak mempunyai atau terbatas akses penerbangan Internasionalnya.
- Airlines yang melakukan Special Price Agreement (SPA) dengan sesama maskapai.
- Late production dari industri manufaktur sehingga memerlukan moda transportasi udara dalam jumlah besar.
Project cargo yang memerlukan pengangkutan barang ke daerah lain yang memerlukan deadline sehingga menggunakan moda transportasi udara.
16 Januari 2018
Download artikel ini:
SCI - Artikel Air Transshipment Business.pdf (790.1 KiB, 347 hits)