JAKARTA, KOMPAS-Pemerintah mendatang di bawah kepemimpinan Joko Widodo dan Jusuf Kalla memiliki tugas besar membenahi keterpurukan infrastruktur dan logistik di Indonesia. Apalagi, Masyarakat Ekonomi ASEAN yang akan berlaku pada akhir tahun 2015 mensyaratkan daya saing tinggi bagi setiap negara.
“Infrastruktur transportasi dan distribusi, termasuk dari kawasan-kawasan industri ke pelabuhan ekspor, masih perlu banyak pembenahan,” kata Ketua Jakarta Transportation Watch Andy William Sinaga, Senin (22/9), di Jakarta.
Berdasarkan data World Economic Forum Global Competitiveness Report 2013-2014, infrastruktur Indonesia masih kalah dari Singapura, Malaysia, dan Thailand. Di Asia Selatan dan Asia Tenggara, Indonesia menduduki peringkat kelima dalam daya saing global. Namun, data itu menunjukkan, secara global Indonesia berada di peringkat ke-38. Peringkat itu jauh di bawah Singapura (2), Malaysia (24), Brunei (26) dan Thailand (37).
Andy mencontohkan, kerusakan jalan poros utama distribusi di pantai utara Jawa menambah beban biaya. Pelaku usaha dihadapkan pada masalah lamanya waktu tempuh dari kawasan industri ke pelabuhan ekspor.
“Padahal, penetrasi produk ke pasar ekspor akan optimal jika didukung efisiensi harga produk yang salah satunya ditopang efisiensinya biaya distribusi,” kata Andy.
Sumber dan berita selengkapnya:
Kompas, edisi cetak 23 September 2014