JAKARTA-Semangat coastal shipping yang digagas presiden terpilih Joko Widodo perlu dipertegas ke dalam proyek-proyek infrastruktur prioritas pada rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) periode 2015-2019.
Danang Parikesit, Guru Besar Universitas Gadjah Mada mengungkapkan lasekap ekonomi dan pembangunan infrastruktur transportasi ke depan akan mulai diarahkan pada sejumlah isu strategis mulai dari konektivitas, poros maritim dunia, dan konsep tol laut sesuai dengan visi-misi pemerintah baru.
Ketimpangan porsi angkutan barang di jalur darat, laut, udara dan kereta api perlu mendapatkan perhatian khusus. Hingga kini, angkutan jalan berkontribusi 91,25% terhadap arus barang dan logistik nasional, adapun angkutan laut hanya 7,07%.
Disparitas peran yang sangat lebar itu memicu mahalnya ongkos logistik dan sangat membebani dunia usaha karena memicu sumber ekonomi biaya tinggi yang bisa membuat industri nasional kehilangan daya saing. Tak heran, Indonesia belum menjadi bagian dari poros maritim dunia.
Untuk itu, menurut Danang, pendekatan dan paradigma angkutan barang berbasis maritim mutlak di perlukan. Gagasannya yakni memindahkan beban logistik di darat ke laut.
Sumber dan berita selengkapnya:
Bisnis Indonesia, edisi cetak 6 Oktober 2014