Guna meningkatkan konektivitas, Presiden Joko Widodo sejak awal telah merancang program yang disebut sebagai tol laut. Sugihardjo, Staff Ahli Bidang Logistik dan Multimoda Perhubungan Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, mengatakan bahwa secara konsep, tol laut dapat membuat biaya logistik menjadi lebih murah. Namun, tol laut itu sendiri memiliki sejumlah tantangan.
“Kita itu banyak pelayanan poin to poin sesuai dengan permintaan pemilik barang. Itu sebenarnya tidak efisien. Harusnya hubs and spokes,” kata dia di Jakarta, Senin (21/10/2014), sebagaimana dilansir kompas.com.
Sugihardjo juga mengatakan bahwa salah satu penyebab tingginya biaya logistik Indonesia adalah inefisiensi di sisi pelayarannya. Pelayaran tidak efisien lantaran kapasitas kapal Indonesia lebih rendah dibanding kapal asing. Pihak asing menggunakan kapal besar sehingga unit biayalebih kecil.
“Semakin besar ukuran kapal, semakin murah biayanya. Pertanyaannya, muatannya di mana? Kalau enggak ada muatannya, maka makin mahal juga biayanya karena ruangnya banyak yang kosong. Artinya, harus ada sharing muatan kapal di antara pelaku,” kata dia.
Sumber dan berita selengkapnya:
http://suaracargo.com/2014/10/24/tantangan-program-tol-laut-di-indonesia/