JAKARTA, KOMPAS-PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau Indonesia Port Corporation II mendorong peningkatan angkutan barang melalui laut. Hal itu perlu untuk menurunkan biaya logistik nasional yang saat ini sebesar 24,6 persen dari produk domestik bruto. Biaya logistik tersebut tinggi karena infrastruktur masih belum memadai.
Hal itu menyebabkan masa penympanan barang dalam pergudangan lebih lama dan berbiaya tinggi. Biaya transportasi darat juga menjadi lebih mahal atau 10 kali lipat daripada biaya transportasi laut.
Hal itu mengemuka dalam diskusi akhir tahun tentang Kepelabuhanan Indonesia Port Corporation (IPC) di Kantor Pusat IPC, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (29/12). Diskusi dengan pembicara utama Direktur Utama IPC RJ Lino itu dihadiri perwakilan asosiasi dan jasa logistik, importir, pelayaran, dan terminal peti kemas.
RJ Lino mengatakan, alokasi biaya logistik Indonesia terbesar masih terkonsentrasi di Pulau Jawa yang merupakan pusat industri dan konsumsi. Pendistribusian barang intrakota di pulau itu 90 persen masih didominasi angkutan darat dan angkutan laut hanya 9 persen.
Wakil Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Anwar Satta berharap infrastruktur pelabuhan yang masuk jalur tol laut segera digarap secara terintegrasi. ALFI juga meminta proses perizinan logistik dilakukan satu atap sehingga semakin bisa memangkas waktu tunggu.
Sumber dan berita selengkapnya:
Kompas, edisi cetak 30 Desember 2014