Oleh: Dr. Zaroni, CISCP. | Senior Consultant at Supply Chain Indonesia
Dalam beberapa dekade terakhir, telah terjadi pergeseran konsentrasi penduduk dan pusat ekonomi dari kawasan pedesaan ke kawasan kota. Akibatnya, pertumbuhan ekonomi kawasan perkotaan mengalami peningkatan. Peningkatan pertumbuhan ekonomi perkotaan memerlukan keandalan pasokan barang dan komoditas untuk memenuhi kebutuhan sektor industri dan sektor rumah tangga. Jenis barang dan komoditas ini sangat beragam, mulai dari komoditas pangan, barang industri, bahan bangunan, dan lain sebagainya.
Kondisi ini menyebabkan aktivitas logistik perkotaan semakin meningkat. Peningkatan aktivitas logistik perkotaan melibatkan peningkatan arus transportasi barang, yang berdampak negatif pada kualitas lingkungan perkotaan, seperti polusi udara yang dihasilkan dari emisi karbon dioksida, kebisingan, dan kemacetan.
Untuk mengurangi dampak negatif dari peningkatan aktivitas logistik perkotaan, diperlukan perencaaan efisiensi logistik perkotaan, kebijakan pemerintah, dan kerjasama pemerintah daerah dan sektor swasta untuk menerapkan praktik-praktik terbaik implementasi desain sistem logistik perkotaan, dengan sasaran efisiensi, keandalan, dan kelancaran logistik perkotaan.
Efisiensi logistik adalah kunci dari salah satu penanggulangan kemacetan lalu-lintas perkotaan yang semakin parah dan mengurangi dampak negatif terhadap kualitas lingkungan perkotaan yang disebabkan oleh angkutan barang. Berbeda dengan angkutan penumpang, umumnya perencanaan, kebijakan, dan pengawasan angkutan barang masih lemah, dan belum terintegrasi dalam suatu sistem logistik perkotaan yang handal dan efisien.
Sistem logistik perkotaan
Sasaran sistem logistik perkotaan adalah efisiensi dan efektivitas distribusi barang, baik pengiriman maupun penerimaan barang, dengan meminimalkan dampak negatif terhadap kualitas lingkungan perkotaan.
Sistem logistik perkotaan melibatkan perencanaan secara komprehensif pembangunan infrastruktur (jalan raya, kawasan pergudangan, kawasan industri, kawasan perdagangan, pusat bisnis, dan sebagainya), moda dan jenis kapasitas transportasi, manajemen rekayasa lalu lintas angkutan barang, sistem ICT (information & communication technology), dan jenis barang dan komoditas.
Secara sederhana sasaran dari efisiensi logistik adalah mengirim sejumlah barang dengan volume yang sama dengan tingkat penggunaan kendaraan yang lebih rendah (mengurangi jumlah kendaraan, penggunaan kendaraan kecil, dan jarak kilometer tempuh lebih rendah).
Efisiensi logistik perkotaan diukur dari penurunan biaya distribusi barang per kg per km, penurunan tingkat kemacetan, kebisingan, dan penurunan emisi karbon dioksida yang dihasilkan dari kendaraan angkutan barang.
Secara prinsip, untuk mencapai efisiensi logistik perkotaan menjadi tanggung jawab bersama, antara pelaku usaha, pengusaha jasa transportasi, dan pemerintah daerah.
Mencapai efisiensi logistik perkotaan
Diperlukan strategi, kebijakan, dan desain sistem logistik perkotaan yang efisien melalui prinsip cross-docking berikut ini.
Secara sederhana prinsip cross-docking dilakukan dengan cara mengkonsolidasi kiriman. Efisiensi logistik yang dihasilkan dari prinsip cross-docking ini diperoleh dari pengumpulan muatan barang-barang yang berasal dari truk-truk kapasitas besar dan jarak jauh, yang umumnya sudah dikelompokkan per barang sesuai dengan alamat tujuan penerima yang berbeda-beda dalam kota.
Cross-docking memerlukan pusat-pusat gudang logistik konsolidasi, yang menampung barang-barang yang diangkut dari truk jarak jauh menuju suatu kota dari berbagai titik asal. Lokasi pusat-pusat gudang logistik konsolidasi ini berada di pinggiran kota, sehingga truk kapasitas besar jarak jauh tidak perlu masuk kota untuk mengirimkan barang-barang ke beberapa titik (multidrop) berbagai alamat tujuan di dalam kota. Distribusi pengiriman barang-barang ke berbagai alamat tujuan di dalam kota cukup dilakukan dengan menggunakan kendaraan kapasitas kecil dengan konsumsi bahan bakar yang lebih efisien.
Sungguh tidak ekonomis (dan tidak ramah lingkungan) untuk menugaskan truk kapasitas besar jarak jauh ini untuk berhenti di setiap titik pengiriman (multidrop) di dalam kota. Selain kemacetan juga pemborosan penggunaan bahan bakar.
Pusat gudang logistik konsolidasi ini dapat dibangun oleh pemerintah atau sektor swasta, yang digunakan bersama oleh para operator angkutan barang, dalam suatu kawasan yang umumnya dikenal sebagai “kawasan logistik”.
Kawasan logistik ini sebagai hub atau pusat konsolidasi, yang dihubungkan (konektivitas) dengan multimoda transportasi, seperti truck, kereta api, kapal, dan pesawat udara ke beberapa kota jarak jauh. Untuk konektivitas kawasan logistik ke retailer di dalam kota menggunakan kendaraan kapasitas kecil sebagai “feeder”. Feeder ini mengangkut muatan barang-barang masuk dan keluar kawasan logistik.
Ketika truk jarak jauh tiba di gudang konsolidasi, semua barang muatan diturunkan. Selanjutnya, barang-barang dipilah-pilah dan dipindahkan ke kendaraan “feeder” yang beroperasi pada rute tertentu, berdasarkan informasi yang tertera pada dokumen barang (nota tagihan, nota pegiriman, dsb).
Desain fasilitas cross-docking dirancang untuk memudahkan arus pergerakan barang masuk dan keluar. Fasilitas cross-docking biasanya terdiri dari dermaga/sisi penerima dan dermaga/sisi pengiriman. Truk kapasitas besar jarak jauh akan berhenti di dermaga penerima dan menurunkan muatan. Selanjutnya, muatan kiriman tersebut disortir sesuai dengan rute tujuan atau wilayah pengiriman. Di dermaga pengiriman, muatan tersebut dimasukkan ke kendaraan feeder yang melayani rute atau wilayah distribusi pengiriman tertentu.
Fasilitas yang modern dan terotomatisasi biasanya dilengkapi dengan ban berjalan yang dipasang melingkar, menghubungkan sisi/terminal penerimaan dan pengiriman untuk memfasilitasi proses sortir dan cross-docking. Ban berjalan yang digunakan mirip dengan digunakan di bandara untuk pengambilan bagasi di terminal kedatangan, dan merupakan inti dari operasional konsolidasi dan merupakan peran utama dari fungsi dari suatu pusat pelayanan.
Proses memasukkan muatan ke kendaraan pengirim dapat dilakukan sedemikian rupa sehingga menghemat waktu dalam menurunkan barang tersebut di tujuan akhir di dalam kota.Kiriman-kiriman yang akan diantar lebih dahulu diletakkan paling dekat dari pintu belakang, dan yang diantar berikutnya dapat diletakkan ditengah kendaraan. Prinsip ini disebut ”pengepakan berorientasi pengiriman”.
Rute pengiriman dapat dioptimisasi setiap hari dan proses pengepakan muatan kedalam kendaraan dapat ditunjang dengan sistem aplikasi perencanaan transportasi.
Solusi penyedia jasa logistik perkotaan
Konsep kawasan logistik perkotaan ini memiliki potensi untuk meningkatkan efisiensi logistik, dan dapat diimplementasikan di kota-kota sebagai salah satu cara untuk mengatasi kemacetan.
Untuk mengoperasikan sistem logistik perkotaan di kawasan logistik dapat dilakukan oleh perusahaan penyedia jasa logistik (3PL). Para pedagang atau manufaktur di kawasan logistik dapat menggunakan satu perusahaan penyedia jasa logistik untuk melayani kebutuhan logistiknya.
Tujuan dari sistem ini adalah terbentuknya penyedia jasa logistik yang secara khusus melayani satu wilayah pelayanan dengan efisiensi logistik yang tinggi.
Implementasi praktis dari solusi penyedia jasa logistik perkotaan adalah sebagai berikut (GTZ, 2013):
- Para pedagang atau manufaktur di kawasan logistik berdasarkan pertimbangan efisiensi dan penghematan biaya, menunjuk penyedia jasa logistik yang mengoperasikan pusat/gudang konsolidasi milik sendiri (swasta) dan layanan distribusi.
- Para pedagang dan manufaktur tersebut menginstruksikan kepada para pemasok untuk mengirim barang atau material ke gudang pusat konsolidasi dari penyedia jasa logistik yang bersangkutan.
- Penyedia jasa logistik menerima barang dan material di lokasi gudang pusat konsolidasi mereka, selanjutnya membongkar dan menyortir kiriman lalu mengepak menjadi satu kiriman pengantaran, dengan frekuensi pengantaran mulai dari satu minggu sekali hingga dua kali pengantaran dalam satu hari.
- Pada akhirnya, hal ini akan menyerupai suatu angkutan barang berjadwal. Dengan demikian, rantai logistik akan menjadi lebih mudah diprediksi. Angkutan berjadwal ini juga akan melayani perputaran logistik dari pedagang ke pemasok (seperti pengembalian bak kemasan, atau bahkan pengiriman bahan plastik atau kardus bekas kemasan).
Pertumbuhan ekonomi perkotaan yang semakin meningkat, perlu solusi logistik perkotaan yang efisien dan ramah terhadap lingkungan. Implementasi kebijakan kawasan logistik perkotaan sebagai gudang pusat konsolidasi dengan prinsip cross-docking, dan penggunaan perusahaan penyedia jasa logistik untuk melayani pengelolaan pergudangan, pengelolaan pengiriman barang-barang dari pemasok, dan distribusi barang-barang ke pengecer atau konsumen, merupakan beberapa cara praktik-praktik terbaik untuk mencapai efisiensi logistik perkotaan.
(Referensi: Urban Freight, GTZ, 2013)