SURABAYA – Pemerintah perlu membenahi 24 unit pelabuhan yang memiliki peranan penting dalam sistem logistik nasional sejalan dengan target penekanan biaya logistik menjadi 10%-15% pada 2025.
Saat ini, biaya logistik di Indonesia tergolong sangat tinggi yakni 24% dari product domestic bruto(PDB) atau lebih tinggi ketimbang negara lain. kondisi itu menyulitkan pemerataan ekonomi dan pengembangan kawasan industri di Kawasan Timur Indonesia (KTI).
Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III Djarwo Surjanto mengatakan dalam sistem logistik ada 24 unit pelabuhan yang memiliki peranan penting sehingga pelabuhan itu perlu dibenahi guna menggairahkan sektor usaha lain terutama di KTI.
Dalam kesempatan yang sama, Tim Ahli Sistem Logistik Naisonal (Sislognas) Hoetomo Lembito menyatakan posisi global Logistic Performance Index (LPI) di Indonesia sejak 2007 sudah menduduki peringkat 43, tetapi pada 2010 malah terjun bebas menjadi peringkat 75.
Dalam perjalanan waktu ternyata peningkatannya masih belum bisa mengalahkan Thailand, Malaysia, Singapura dan Vietnam. Akibatnya daya saing pun lemah, di mana saat ini Global Competitivnes Index (GCI) Indonesia masih berada di rangking 34 dari 134 negara,
Sumber dan berita selengkapnya:
Bisnis Indonesia, edisi cetak 29 Oktober 2015