JAKARTA, KOMPAS – Kabut asap pekat akibat kebakaran lahan dan hutan di sejumlah wilayah di Indonesia, antara lain Sumatera dan Kalimantan, mengganggu distribusi barang. Perusahaan pengiriman barang menanggung rugi karena waktu pengiriman barang menjadi lebih lama.
Pantauan Kompas hingga Rabu (28/10), ada perusahaan yang tidak berani menawarkan layanan pengiriman cepat atau kilat ke sejumlah wilayah yang terkena dampak asap pekat.
“Kabut asap yang tak kunjung berhenti mengganggu pengiriman barang ke Sumatera dan Kalimantan. Ini membuat pengiriman barang jadi terlambat,” ujar Sukoco (48), petugas penyedia jasa pengiriman Tikindo cabang Tanah Abang, Jakarta. Biasanya, perusahaan ini melayani pengiriman garmen dan tekstil ke sejumlah daerah di Indonesia.
Presiden Direktur PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) M Feriadi mengakui, pihaknya harus menjelaskan kepada pengguna jasa yang akan mengirimkan barang ke daerah-daerah yang kena dampak kabut asap. “Penjelasan itu antara lain, layanan pengiriman dalam waktu singkat disesuaikan dengan kondisi bandara di lokasi itu. Kalau bandara ditutup akibat kabut asap pekat, kami tidak bisa melayani pengiriman dengan cepat,” kata Feriadi.
Strategi yang dilakukan JNE, mengalihkan pengiriman barang ke bandara terdekat dari lokasi yang kena dampak kabut asap akibat kebakaran hutan. Kemudian, disambung dengan transportasi darat.
Sumber dan berita selengkapnya:
Kompas, edisi cetak 29 Oktober 2015