JAKARTA-PT Pelabuhan Indonesia II disarankan memperbaiki koordinasi dengan pemangku kepentingan di Pelabuhan Tanjung Priok untuk mengantisipasi ancaman kongesti di pelabuhan tersibuk di Indonesia itu.
Rudy Sangian, pakar sistem informasi kepelabuhanan Supply Chain Indonesia (SCI), mengatakan manajemen Terminal 3 Priok seharusnya melakukan rencana koordinasi dengan perusahaan pelayaran atau agennya, freight for water serta penyedia truk sebelum kapal masuk pelabuhan.
“Rencana koordinasi dimaksud di atas adalah mutlak harus diijalankan dengan handal sebagai solusi jangka pendek dan tidak perlu biaya,” paparnya kepada Bisnis, Senin (1/8).
Menurutnya, langkah itu bisa dijalankan guna menghindari terulangnya antrean panjang truk pengangkut peti kemas di Terminal Priok 3.
Sementara itu, Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia II Elvyn G. Masassya menyatakan segera menyesuaikan tarif pelayaran bongkar muat peti kemas atau container handling charges (CHC) ekspor impor di Terminal 3 Tanjung Priok dengan terminal peti kemas lainnya di pelabuhan tersebut.
Sumber dan berita selengkapnya:
Bisnis Indonesia, edisi cetak Selasa, 2 Agustus 2016.
Salam,
Divisi Informasi