JAKARTA (BeritaTrans.com)–PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II didorong untuk membangun model bisnis dan sistem, sehingga mampu bersaing dengan pelabuhan besar lainnya, termasuk Singapura. Karenanya, Pelabuhan Tanjung Priok patut dikembangkan menjadi pelabuhan alih muat internasional.
Manajemen PT Pelabuhan Indonesia, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengemukakan dapat menyalin sistem yang paling canggih dan paling kompetitif dalam mengelola pelabuhan alih muat (transshipment).
“Sekarang ini praktis kompetisi di Asia, kita blm mencapai titik terbaik. Indikasinya adalah transshipment sangat kurang di sini,” ujarnya setelah rapat dengan manajemen PT Pelindo II dan diikuti jajaran Kemhub di pelabuhan tersebut, Minggu (6/11).
Oleh karen itu, dia meminta Pelindo II, Kantor Otoritas Pelabuhan dan Syahbandar Pelabuhan Tanjung Priok untuk berkoordinasi memperbaiki sistem tarif, model bisnis dan membuat standard operating procedure, termasuk sistem pandu dan tunda kapal.
Dia mengapresiasi Pelindo II yang berhasil menurunkan biaya alih muat dari US$80 menjadi US$35 per boks. Namun, Menhub mengatakan penurunan biaya alih muat tidak cukup karena ada tarif tunda, tarif pandu serta faktor-faktor lain yang harus diperhatikan.
Sumber dan berita selegkapnya:
Salam,
Divisi Informasi