Bisnis.com, JAKARTA–Tingkat keterisian muatan balik kapal tol laut masih di bawah 10% karena belum siapnya infrastruktur pendukung di pelabuhan terpencil serta tidak adanya konsolidiasi untuk pengisian muatan balik.
Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Ditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Bay M. Hasani mengungkapkan trayek tol laut pada awalnya hanya ditujukan untuk mengurangi disparitas harga melalui ketersediaan barang di daerah terpencil, terluar dan perbatasan sehingga muatan balik tidak menjadi fokus utama.
“Dalam perkembangannya terdapat muatan balik, muatan antar pelabuhan yang diangkut kapal tol laut yang umumnya merupakan produk unggulan dan potensial daerah. Sayangnya, jumlahnya belum banyak,” ujarnya dalam Evaluasi Penyelenggaraan Tol Laut, Kamis (17/11).
Dia mencontohkan muatan balik tratek T-1 yakni Tanjung Perak-Wanci-Namlea-Fakfak-Kaimana-Timika-Kaimana-Fakfak-Namlea-Wanci-Tanjung Perak load factor atau tingkat keterisian muatannya hanya mencapai 0,39% atau 6 TEUs dari total kapasitas KM Freedom yang dijalankan Pelni sebesar 192 TEUs.
Jumlah muatan sebanyak 6 TEUs tersebut juga didapatkan dari realisasi perjalanan (voyage) sebanyak delapan kali.
Sumber dan berita selengkapnya:
http://industri.bisnis.com/read/20161117/98/603665/muatan-balik-tol-laut-masih-kedodoran
Salam,
Divisi Informasi