JAKARTA, KOMPAS-Realisasi penyelesaian 1.719 kapal bantuan tahun 2016 terancam tak tepat waktu. Menjelang batas akhir pengadaan kapal, sejumlah galangan masih menghadapi kendala, mulai dari keterlambatan pengiriman mesin kapal, kekurangan sumber daya manusia, hingga kendala permodalan.
Informasi itu dihimpun Kompas dari sejumlah daerah pada Selasa (13/12). Program bantuan kapal fiber dari Kementerian Kelautan dan Perikanan itu bernilai Rp 900 miliar dan akan diberikan kepada 170 koperasi nelayan. Lelang proyek kapal fiber melalui katalog elektronik (e-katalog) baru dimulai Agustus lalu dan kontrak pembelian dilaksanakan September. Total galangan yang terpilih dalam e-katalog berjumlah 60 galangan domestik.
Menurut Presiden Direktur PT Era Global Conservasi Agus Salim, pengerjaan 41 kapal berukuran 5 gros ton (GT) dan 14 kapal ukuran 20 GT sedang dikebut. Pihaknya mendatangkan tenaga kerja tambahan dari luar Aceh untuk mempercepat pengerjaan kapal.
Lebih awal
Agus berharap program pengadaan kapal bantuan pada tahun 2017 bisa dipersiapkan lebih awal, mencakup pengadaan mesin dan kelengkapannya, sehingga penyelesaian kapal dapat dipercepat.
“Pengerjaan kedua kapal itu telah mencapai 75 persen. Kami optimistis dapat menyelesaikan kapal sesuai batas waktu 31 Desember,” ujar pemilik PT Wahana Abadi Pratama, Gery Risanto, saat ditemui di kantornya di Makassar.
Perubahan desain
Gery mengatakan, terdapat sejumlah kendala dalam pengerjaan, seperti perubahan gambar desain kapal dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di tengah jalan dan kondisi cuaca yang telah memasuki musim hujan sehingga menghambat pengerjaan fiber.
Sumber dan berita selengkapnya:
Kompas, edisi cetak Rabu, 14 Desember 2016