Bisnis.com, JAKARTA-Tingginya biaya logistik di Indonesia sudah lama menjadi momok bagi para pelaku usaha. Panjangnya rantai pasok, serta tidak efisiennya pelabuhan sebagai tempat tunggu barang sebelum dialirkan ke sentra-sentra produksi menjadi faktor penyebabnya.
Biaya logistik sendiri menyumbang 26% ongkos produksi sebuah barang untuk sampai ke tangan konsumen. Di lain pihak, negara tetangga semakin berkembang dan kompetitif menjadi tantangan tersendiri.
Pusat Logistik Berikat (PLB) merupakan jawaban atas tantangan untuk membuat logistik di negara ini semakin murah dan mudah. Setahun berjalan, Rabu (12/04), Bea Cukai mengadakan refleksi satu tahun implementasi PLB bertajuk “Capaian Satu Tahun PLB, Take Off Menuju Hub Logistik Asia Pasifik”.
Dalam sambutan pembukaannya, Direktur Jenderal Bea Cukai, Heru Pambudi mengungkapkan bahwa kedepannya Bea Cukai akan terus menggiatkan para pelaku usaha dalam memanfaatkan fasilitas fiskal dan prosedural dari PLB. Bea Cukai telah menginventarisir permasalahan yang masih terjadi selama satu tahun ini dan telah mengambil langkah untuk memperbaikinya. Untuk meningkatkan efektivitas upaya perbaikan PLB, Bea Cukai telah menjalin koordinasi dengan Kementerian dan Lembaga lain.
Seiring dengan semangat awal dibentuknya PLB dalam mewujudkan Indonesia menjadi hub logistik nasional dan Asia Pasifik, Bea Cukai akan mengembangkan PLB untuk menjadi tempat penimbunan barang-barang yang akan didistribusikan ke dalam negeri, tidak terbatas hanya pada industri. “Mengingat fungsi PLB sebagai katup atas barang-barang strategis, kedepannya barang konsumsi (end-product) dapat disimpan di PLB. Dengan terobosan ini, Indonesia akan semakin dekat dengan mimpi menjadi hub logistik nasional dan Asia Pasifik,” ujar Heru.
Sumber dan berita selengkapnya:
Salam,
Divisi Informasi