JAKARTA — Perusahaan logistik diminta waspada terhadap potensi serangan siber karena penyedia jasa logistik amat bergantung pada sistem manajemen berbasis teknologi informasi.
Zaroni, konsultan senior Supply Chain Indonesia, mengatakan ada tiga hal penting yang harus dilakukan oleh perusahaan yaitu pencegahan, penilaian, dan pemulihan kembali (recovery).
“Perusahaan yang berada dalam sektor logistik harus memerhatikan dan menjalankan hal tersebut untuk memastikan bahwa risiko keamanan siber telah dimitigasi dengan baik,” katanya kepada Bisnis, Selasa (16/5).
Dalam kesempatan lain, Ketua Umum Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi menyatakan Indonesia memiliki pasar logistik terbesar di Asia Tenggara berkat e-commerce dan hal itu harus dioptimalkan.
Dengan era pasar global dan penurunan hambatan perdagangan, dia menyatakan akan membuat tingkat persaingan meningkat. Menurutnya, pasar logistik nasional cenderung mengalami volatilitas atau peningkatan mood pasar yang diukur dari Compound Annual Growth Rate (CAGR) atau disebut sebagai laju pertumbuhan majemuk tahunan.
Sumber dan berita selengkapnya:
Bisnis Indonesia, edisi cetak Rabu, 17 Mei 2017
Salam,
Divisi Informasi