Oleh: Gita Anggaranie
Junior Consultant
Supply Chain Indonesia
Perkembangan e-commerce tidak terlepas dari laju pertumbuhan jaringan internet, karena e-commerce berjalan melalui jaringan dan koneksi internet. Pertumbuhan pengguna internet yang sedemikian pesatnya merupakan suatu kenyataan yang membuat internet menjadi salah satu media yang efektif bagi perusahaan maupun perseorangan untuk memperkenalkan dan menjual barang atau jasa kepada konsumen dari seluruh dunia.
Sebagai suatu perdagangan yang berbasis teknologi canggih, e-commerce telah mereformasi perdagangan konvensional di mana interaksi antara konsumen dan perusahaan yang sebelumnya dilakukan secara langsung menjadi interaksi yang tidak langsung. E-Commerce telah merubah paradigma bisnis klasik dengan menumbukan model-model interaksi antara produsen dan konsumen di dunia virtual.
Industri teknologi informasi melihat kegiatan e-dagang ini sebagai aplikasi dan penerapan dari e-business yang berkaitan dengan transaksi komersial, seperti: transfer dana secara elektronik, SCM (supply chain management), e-marketing, pemrosesan transaksi online (online transaction processing), serta pertukaran data elektronik (electronic data interchange /EDI), dll.
E-commerce merupakan model bisnis modern non-fice (tidak menghadirkan pelaku bisnis secara fisik), dan non-sign (tidak memakai tanda tangan asli). Sistem perdagangan yang dipakai dalam e–ecommerce dirancang untuk menandatangani secara elektronik. Penandatanganan elektronik dirancang mulai dari saat pembelian, pemeriksaan dan pengiriman. Karena itu ketersediaan informasi yang benar dan akurat mengenai konsumen dan perusahaan dalam e-commerce merupakan suatu persyaratan mutlak.
Keuntungan dalam e-commerce
Banyak keuntungan yang ditawarkan e-commerce yang sulit atau tidak dapat diperoleh melalui transaksi konvensional. Keuntungan penggunaan e-commerce dapat dibagi menjadi dua bagian, yakni keuntungan bagi pedagang dan keuntungan bagi pembeli.
Adapun keuntungan bagi pedagang diantaranya :
- Melebarkan jangkauan (global reach). Jika sebelumnya pedagang hanya memiliki toko fisik, maka transaksi penjualan dibatasi oleh wilayah geografis yang dapat dijangkau. Seiring munculnya mCommerce, yaitu, e-commerce pada perangkat mobile, telah memutuskan segala keterbatasan geografis yang ada.
- Menurunkan biaya operasional. Komunikasi antara pedagang dan pembeli melalui internet dapat menghemat kertas dan biaya telepon, tidak perlu menyiapkan tempat ruang pamer (outlet), staf operasional yang banyak, gudang yang besar dan sebagainya;
- Memperpendek product cycle dan management supplier. Perusahaan dapat memesan bahan baku atau produk supplier langsung ketika ada pemesanan sehingga perputaran barang lebih cepat dan tidak perlu gudang besar untuk menyimpan produk – produk tersebut;
- Waktu operasi tidak terbatas. Bisnis melalui internet dapat dilakukan selama jam per hari, 7 hari per minggu;
- Pelayanan ke pelanggan lebih baik. Karena komunikasi dilakukan melalui jaringan internet, pelanggan bisa menyampaikan kebutuhan maupun keluhan secara langsung sehingga perusahaan dapat meningkatkan pelayanannya.
- Mengurangi penggunaan kertas di berbagai aktifitas mulai dari tahapan desain, produksi, pengepakan, pengiriman, distribusi hingga marketing.
Bisnis e-Commerce juga mendatangkan keuntungan bagi pembeli, antara lain :
Home Shopping. Pembeli dapat melakukan transaksi dari rumah sehingga dapat menghemat waktu, menghindari kemacetan, dan menjangkau toko-toko yang jauh dari lokasi;
Mudah dilakukan. Tidak perlu pelatihan khusus untuk bisa belanja atau melakukan transaksi melalui internet;
Pembeli memiliki pilihan yang sangat luas dan dapat membandingkan produk maupun jasa yang ingin dibelinya;
Tidak dibatasi waktu. Pembeli dapat melakukan transaksi kapan saja selama 24 jam per hari, 7 hari per minggu;
Pembeli dapat mencari produk yang tidak tersedia atau sulit diperoleh di outlet-outlet/pasar tradisional.
Karakteristik e-commerce beserta contoh
Berikut ini adalah penjelasan mengenai karekteristik dan jenis e-commerce yang diusung oleh pelaku bisnis e-commerce di Indonesia.
Classifieds/listing/iklan baris
Ini adalah model bisnis e-commerce paling sederhana yang cocok digunakan di negara-negara berkembang. Dua kriteria yang biasa diusung model bisnis ini:
Website yang bersangkutan tidak memfasilitasi kegiatan transaksi online
Penjual individual dapat menjual barang kapan saja, dimana saja secara gratis.
Situs iklan baris yang terkenal di Indonesia ialah OLX (gabungan antara Tokobagus.com dan Berniaga.com) dan Forum Jual Beli Kaskus. Kedua situs ini tidak mengharuskan penjualnya untuk menggunakan fasilitas rekening bersama atau escrow. Transaksi yang terjadi langsung antara penjual dan pembeli.
Metode transaksi yang paling sering digunakan ialah metode cash on delivery atau COD. Situs iklan baris seperti ini cocok bagi penjual yang hanya ingin menjual sesekali saja, seperti barang bekas atau barang yang stoknya sedikit.
Marketplace C2C (Customer to Customer)
Ini adalah model bisnis dimana website yang bersangkutan tidak hanya membantu mempromosikan barang dagangan saja, tapi juga memfasilitasi transaksi uang secara online. Berikut ialah indikator utama bagi sebuah website marketplace:
Seluruh transaksi online harus difasilitasi oleh website yang bersangkutan
Bisa digunakan oleh penjual individual
Kegiatan bisnis e-commerce jenis marketplace harus menggunakan pihak ketiga atau yang disebut escrow untuk menjamin keamanan transaksi. Penjual hanya akan menerima uang pembayaran setelah barang diterima oleh pembeli. Selama barang belum sampai, uang akan disimpan di rekening pihak ketiga. Apabila transaksi gagal, maka uang akan dikembalikan ke tangan pembeli.
Situs marketplace di Indonesia yang paling banyak dikunjungi pelanggan ialah Tokopedia, Bukalapak, Shopee, dan Lazada.
Jenis e-commerce seperti ini lebih cocok bagi penjual yang lebih serius dalam berjualan online. Biasanya sang penjual memiliki jumlah stok barang yang cukup besar dan mungkin sudah memiliki toko fisik.
Shopping mall
Model e-commerce ini mirip sekali dengan marketplace, namun yang bisa berjualan disana haruslah penjual atau brand ternama karena proses verifikasi yang ketat. Salah satu situs online shopping mall yang beroperasi di Indonesia ialah Blibli.com.
Toko online B2C (Business to Consumer)
Model bisnis ini cukup sederhana, yakni sebuah toko online dengan alamat website (domain) sendiri, dimana penjual memilki stok produk dan menjualnya secara online kepada pembeli. Beberapa contoh toko online di Indonesia ialah Bhinneka, BerryBenka, Bilna dan Tiket.com. Model bisnis ini cocok bagi mereka yang serius berjualan online dan siap mengalokasikan sumber daya mereka untuk mengelola situs mereka sendiri.
Toko online di media sosial
Banyak penjual di Indonesia yang menggunakan situs media sosial seperti Facebook dan Instagram untuk mempromosikan barang dagangan mereka.
Membuat toko online di Facebook atau Instagram sangatlah mudah, sederhana, dan gratis, bahkan channel BBM pun juga sering digunakan sebagai media jual beli barang.
Kelemahan e-Commerce
Karena sifatnya yang tidak bertemu langsung antara pembeli dan penjual, kegiatan e-commerce memunculkan persepsi risiko yang bisa berbeda-beda bagi setiap orang. Ada yang khawatir dengan risiko kehilangan uang, faktor waktu pengiriman, ketidaksesuaian barang dengan pesanan, dan juga ada yang mempertimbangkan faktor security dan privacy.
Referensi :
https://id.techinasia.com/5-model-bisnis-ecommerce-di-indonesia
9 Agustus 2017
*Isi artikel merupakan pemikiran penulisdan/atau sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis, serta tidak selalu mencerminkan pemikiran atau pandangan resmi Supply Chain Indonesia.
Download artikel ini:
SCI - Artikel Klasifikasi Bisnis e-Commerce (807.7 KiB, 806 hits)