Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, mengatakan ekspor produk perikanan pada Januari hingga Juli 2018 naik 15,24% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Hal itu menurutnya antara lain disebabkan oleh efisiensi biaya logistik seiring dengan integrasi sarana dan prasarana dalam kawasan.
Susi mencontohkan salah satu bentuk integrasi itu seperti yang terlihat di kawasan Surabaya, yang mana Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPMKHP) yang bersinergi dengan Puspa Agro dan Pusat Logistik Berikat. Dengan demikian, Jawa Timur saat ini digadang menjadi Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN) untuk kawasan timur Indonesia.
“Kinerja ekspor produk perikanan juga diharapkan meningkat sebagaimana yang saat ini tengah diupayakan,” katanya dalam keterangan resmi, Selasa (31/7).
Susi menyebutkan banyak komoditas ekspor konsumsi yang berasal dari Surabaya, seperti frozen fish (ikan beku), frozen shrimp (udang beku), crab meat (daging kepiting), frozen squid (cumi beku), dried chirimen (teri kering), frozen octopus (gurita beku), shrimp crackers (kerupuk udang), seaweed (rumput laut), jelly fish (ubur-ubur), dan dried shark fins (sirip hiu kering).
Namun, ada pula komoditas ekspor nonkonsumsi yang menjadi andalan Surabaya seperti crab shell (cangkang kepiting), shrimp sell (kulit udang), fish for bait (umpan pancing), sea shell (kerang laut), fish meal (makanan ikan), fish oil (minyak ikan), dan fish/shrimp feed (pakan ikan dan udang).
Sumber dan berita selengkapnya:
Salam,
Divisi Informasi