Bisnis.com, JAKARTA — Subsidi sewa peti kemas berpendingin dalam program tol laut sebaiknya bersifat sementara hingga muncul permintaan yang tinggi dari pemilik barang.
Pakar kemaritiman Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Raja Oloan Saut Gurning, berpendapat subsidi itu tepat guna sepanjang bersifat menstimulasi angkutan balik kargo yang membutuhkan reefer container.
“Jika permintaan naik atau sudah bersifat komersial, maka intervensi lewat subsidi perlu dikurangi hingga dihilangkan,” katanya saat dihubungi, Kamis (23/8/2018).
Jika tidak, sambung dia, subsidi akan membebani anggaran negara dan hanya menguntungkan pihak tertentu. Saut melihat potensi kerja sama bisnis antarpelaku usaha untuk memenuhi kebutuhan reefer container sebetulnya ada.
Subsidi diberikan kepada trayek-trayek yang potensial mengangkut kargo yang berisiko cepat rusak, seperti hortikultura, produk perikanan tangkap dan budi daya, serta hewan potong.
“Misalnya ada korporasi perikanan yang ingin mendapatkan reefer dan volume-nya banyak serta continue saya kira bisa diatasi secara komersial antara perusahaan tadi dengan operator kapal tol laut,” katanya.
Sumber dan berita selengkapnya:
Salam,
Divisi Informasi