Oleh: Ir. Berty Argiyantari, M.M., CISCP.
Senior Consultant | Supply Chain Indonesia
Big Data adalah salah satu topik yang paling sering dibahas hari ini. Sebagian perusahaan memilih untuk menaruh perhatian terhadap tren ini.
Banyak perusahaan yang kewalahan dengan sejumlah besar data mengenai pelanggan, pemasok, dan pasar potensial karena teknologi digital baru. Informasi ini adalah sumber kekuatan yang tetap tidak berguna jika tidak dimanfaatkan dengan baik.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa manajer mampu membuat keputusan terbaik ketika manajer memiliki data. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa saat ini 80% data tidak terstruktur dan hampir tidak memungkinkan untuk dianalisis menggunakan metode penelitian.
Big Data merupakan sebuah aset informasi dengan tingkat kompleksitas yang beragam. Keberadaan big data dapat membantu pembentukan informasi dan merupakan bentuk penghematan biaya untuk mendapatkan informasi tersebut. Adanya big data membuat kualitas wawasan terbaru mengenai suatu perusahaan dapat dipelajari, sehingga dalam merancang ataupun mengambil keputusan kedepan akan semakin berkualitas. Big data juga terkait dengan volume (jumlah besar data), kecepatan (kecepatan dalam pembuatan data), dan variasi data.
Banyak departemen dalam perusahaan yang dapat didukung oleh big data, seperti pemasaran, penjualan, keuangan, dan pengembangan produk. Demikian pula, manajemen rantai pasokan yang efektif semakin mengandalkan data untuk mendapatkan pengetahuan tentang pengeluaran, mengidentifikasi tren yang terjadi dalam biaya dan kinerja, dan mendukung kontrol proses, pemantauan pengadaan, optimalisasi dalam produksi, dan upaya peningkatan proses.
Dengan demikian, big data tampaknya merupakan teknologi yang muncul yang dapat mengubah manajemen kegiatan rantai pasokan masuk dan meningkatkan daya saing perusahaan. Secara tradisional, pengadaan dan manajemen persediaan sangat bergantung pada manajemen data, karena manajer pengadaan harus membuang, membersihkan, dan memperbarui data dari sifat yang berbeda untuk membandingkan kinerja pemasok dan meningkatkan kinerja mereka. Namun, terlepas dari relevansi manajemen data, bidang pengadaan dan manajemen persediaan relatif lambat untuk mengidentifikasi peran potensial teknologi baru dalam penelitian dan praktik.
Beberapa definisi berikut mendeskripsikan pengertian big data:
- Nilai, untuk manfaat ekonomi dari big data dan pentingnya hasil pemrosesan data; big data harus digunakan tidak hanya untuk analisis tetapi juga untuk menciptakan nilai bagi perusahaan1.
- Validitas, untuk pentingnya kualitas data; data yang dikumpulkan seringkali tidak dapat diandalkan dan menyembunyikan beberapa sumber ketidakpastian. Bahkan, menurut IBM (2012), 80% dari semua data tidak pasti.
- Variabilitas, biasanya mengacu pada heterogenitas data, dalam hal ini, variabilitas mengacu pada makna yang berbeda yang dapat diasumsikan oleh data yang sama dalam konteks yang berbeda2.
Analisis Big Data untuk Mendukung Manajemen Rantai Pasokan
Manajemen rantai pasokan adalah bidang dimana big data dan analisis big data memiliki aplikasi yang jelas. Akan tetapi, hingga saat ini, bisnis kurang cepat mengimplementasikan analisis big data dalam manajemen rantai pasokan dibandingkan di area lain, seperti pemasaran atau manufaktur. Big data mewakili era baru manajemen rantai pasokan, karena merupakan sumber penting informasi yang bermakna yang dapat membantu pemangku kepentingan rantai pasokan untuk mendapatkan wawasan yang lebih baik dan mendapatkan keunggulan kompetitif. Dalam konteks pelaksanaan rantai pasokan, big data dapat menyebabkan peningkatan efisiensi dan keuntungan dengan memaksimalkan kecepatan dan visibilitas, meningkatkan hubungan rantai pasokan, dan meningkatkan kelincahan rantai pasokan. Demikian juga, dibidang inovasi, big data dapat mendukung dan meningkatkan inovasi.
Konsep cara big data dapat digunakan untuk mendukung proses manajemen rantai pasokan untuk memberikan latar belakang untuk istilah, dimensi, dan masalah yang terkait dengan big data. Big data memiliki empat dimensi yang berbeda (volume, kecepatan, variasi, dan kebenaran), dan faktor keberhasilan mereka termasuk pengambilan keputusan yang lebih baik, efisiensi operasional, keamanan data, penyimpanan yang memadai, dan transparansi dalam kemitraan. Tabel 1 menjelaskan area bisnis proses yang dapat memanfaatkan big data.
Bagaimana Big Data dapat Mendukung Proses Pengadaan?
Terdapat beberapa manfaat big data untuk perusahaan, terutama dalam keputusan manajerial. Dalam hal ini terdapat dua fokus pada big data. Manfaat yang pertama berfokus pada dampak big data pada kinerja, seperti efisiensi perusahaan, ketepatan rantai pasokan, transparansi, kualitas, dan produktivitas. Manfaat yang kedua berfokus pada manfaat yang terkait dengan kemampuan, seperti dukungan dalam menentukan strategi, dalam menciptakan proses informasi, dan dalam mengembangkan model dan produk bisnis yang inovatif.3
Namun, langkah-langkah ini tidak spesifik untuk pengadaan. Untuk memotivasi perusahaan untuk memperkenalkan big data ke dalam proses pengadaan, dampak positif dari big data yang belum dilakukan pada kinerja pengadaan harus ditekankan. Lalu, bagaimana cara mengadopsi big data dalam proses pengadaan meningkatkan kinerja pengadaan?
Untuk menjawab pertanyaan yang timbul, terdapat dua aspek yang tidak dapat dipisahkan. Aspek tersebut adalah aspek format dari big data dan tujuan dari adanya big data tersebut. Hal tersebut dijelaskan sebagai berikut:
Format data
Format data dijelaskan dalam dua kategori yang berbeda:
- Data terstruktur, merujuk pada semua data yang menyajikan skema dan dapat disimpan menggunakan model data base relasional. Kategori ini mencakup semua sumber data internal dan eksternal yang sering disimpan dalam sistem data perusahaan tradisional.
- Data tidak terstruktur, merujuk pada semua data yang tidak menyajikan skema dan tidak dapat disimpan dalam data base relasional tradisional. Kategori ini mencakup beberapa sumber data, seperti gambar, video, konten media sosial, surat kabar, dan data web.
Referensi:
- Tan, K. H., Zhan, Y., Ji, G., Ye, F., & Chang, C. (2015). Harvesting big data to enhance supply chain innovation capabilities: An analytic infrastructure based on deduction graph. International Journal of Production Economics, 165, 223-233.
- LaValle, S., Lesser, E., Shockley, R., Hopkins, M. S., & Kruschwitz, N. (2011). Big data, analytics and the path from insights to value. MIT sloan management review, 52(2), 21.
- Moretto A, Ronchi S, Patrucco AS. Un co rre d Au tho. 2017;(October). doi:10.3233/RFT-171670.
- Caniato, F., Luzzini, D., & Ronchi, S. (2014). Purchasing performance management systems: an empirical investigation. Production Planning & Control, 25(7), 616-635.
*Isi artikel merupakan pemikiran penulis dan tidak selalu mencerminkan pemikiran atau pandangan resmi Supply Chain Indonesia.
Download artikel ini:
SCI - Artikel Meningkatkan Efektivitas Keputusan Pengadaan Nilai Big Data dalam Proses Pengadaan (Bagian 1 dari 2 tulisan) (884.2 KiB, 807 hits)