REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Hubungan Internasional, Shinta Widjaja Kamdani, menilai perlambatan ekspor dan melemahnya impor bahan baku serta barang modal berasal dari faktor eksternal. Tepatnya, trickle down effect (efek menetes ke bawah) dari perlambatan ekonomi dunia.
Shinta menilai, industri dalam negeri Indonesia sebenarnya tidak mengalami masalah terlalu biasa. Pertama, secara historis, ekspor Februari hampir selalu di bawah ekspor Januari dan Desember, pun dengan impor.
“Penyebabnya, konsumsi yang hampir selalu turun pasca natal dan tahun baru,” katanya ketika dihubungi Republika, Ahad (17/3).
Kedua, kinerja industri Indonesia sebenarnya sedang tidak dapat meningkat. Penyebabnya, pasar internasional tengah tidak memiliki appetite atau selera besar untuk membeli. Saat ini, Shinta menuturkan, pasar internasional sedang mengalami penurunan daya beli karena perang dagang.
Dampak dari perang dagang tersebut bahkan sudah menyebabkan perlambatan industri manufaktur Cina yang mempengaruhi terhadap ekspor produk non-migas di seluruh dunia. Ini sudah terindikasi sejak Januari 2019 berdasarkan survey Caixin Purchasing Manager’s Index (PMI).
Jadi, Shinta menegaskan, pada dasarnya, industri Cina sedang melambat dan mengalami penurunan daya beli. Dampaknya, permintaan atas barang-barang non migas dari negara-negara pengekspor indut produksi seperti Indonesia turut mengalami penurunan.
Sumber dan berita selengkapnya:
https://republika.co.id/berita/ekonomi/korporasi/poi679383/kadin-pelemahan-ekspor-dan-impor-akibat-emtrickle-down-effectem
Salam,
Divisi Informasi