TEMPO.CO, Jakarta -Konektivitas jalan bebas hambatan di Jawa dinilai telah membentuk pola kegiatan ekonomi baru. Simpul arus barang dan penumpang kini mulai merata sejak koridor jalan tol Trans Jawa tersambung sejak akhir 2018.
Asosiasi Jalan Tol Indonesia atau ATI menyebutkan bahwa interkoneksi jalan bebas hambatan di Jawa memicu pergerakan arus barang dan arus penumpang. Sekretaris ATI Krist Ade Sudiyono mengatakan bahwa mobilitas sangat terkait dengan persembungan jalan. “Jika ada konektivitas baru, misalnya, pembangunan jalan tol baru, maka akan menstimulasi trafik dan mobilitas baru,” tuturnya kepada Bisnis, Selasa, 1 Oktober 2019.
Kementerian Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat melansir jalan tol Trans Jawa sudah mulai melebuhkan arus barang dari daerah-daerah yang sebelumnya sulit dijamah. Di samping itu, kawasan industri juga diyakini bakal lebih menyebar, terutama di wilayah yang dekat dengan akses jalan tol.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mencontohkan para pengusaha di Tulung Agung bisa mengirim hasil produksi mereka ke Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya lebih cepat. Peluang usaha juga muncul di Nganjuk karena investor telah siap membangun kawasan industri di daerah tersebut.
“[Jalan] tol membuat perilaku masyarakat mulai berubah. Orang Surabaya sekarang buat makan siang saja bisa ke Solo,” jelas Basuki di Jakarta, Senin, 30 September 2019.Dia mengungkapkan bahwa jalan tol Trans Jawa juga telah membuat Pelabuhan Tanjung Emas di Semarang lebih memiliki daya tarik bagi pengusaha. Pelabuhan itu menjadi alternatif selain Pelabuhan Tanjung Priok atau Pelabuhan Tanjung Perak.
Sumber dan berita selengkapnya:
https://bisnis.tempo.co/read/1255264/tol-trans-jawa-picu-pergerakan-arus-barang-dan-penumpang/full&view=ok
Salam,
Divisi Informasi