BANDUNG (BeriraTrans.com) – Sektor logistik Indonesia masih terus menghadapi berbagai tantangan baik tantangan karakteristik yang multisektoral dan multidimensional. Supply Chain Indonesia (SCI) sebut Sistem Logistik Nasional (Sislognas) perlu diubah.
“Tantangan utama sektor logistik adalah kebutuhan dukungannya terhadap peningkatan daya saing produk dan komoditas nasional, serta kesejahteraan rakyat.
“Berdasarkan analisis, implementasi kami, Sislognas tidak optimal yang bisa dilihat dari pencapaian Road Map, Tahapan Implementasi, dan Rencana Aksi Sislognas yang sangat rendah,” jelas Chairman SCI, Setijadi di Bandung, Rabu (20/11/2019).
SCI merekomendasikan kepada Pemerintah untuk mencabut Perpres 26/2012, serta merevisi dan menetapkan regulasi baru.
Selain karena masalah pencapaian, revisi Sislognas juga diperlukan untuk penyesuaian terhadap perkembangan pesat situasi perekonomian dan perdagangan, serta teknologi.
Dalam lima tahun terakhir, sektor logistik Indonesia mengalami perkembangan dan dinamika, yang bisa dilihat dari peringkat Logistics Performance Index (LPI) dari Bank Dunia. Peringkat LPI Indonesia berada pada posisi 53 di tahun 2014, 63 di 2016, dan 46 di 2018.
“Walaupun peringkatnya meningkat pada 2018, namun peringkat LPI Indonesia di antara negara-negara ASEAN mengalami penurunan dari posisi ke-4 menjadi posisi ke-5 di bawah Singapore (peringkat 7), Thailand (32), Vietnam (39), dan Malaysia (41),” katanya.
Hal ini mengindikasikan kinerja sektor logistik di negara-negara ASEAN lainnya itu meningkat lebih baik daripada Indonesia.
Sumber dan berita selengkapnya:
http://beritatrans.com/2019/11/20/sci-nilai-sislognas-perlu-diubah/
Salam,
Divisi Informasi