KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Lambatnya ekonomi global membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2019 diperkirakan hanya 5%. Hal itu karena melambatnya perdagangan dan investasi, di tambah industri manufaktur yang merupakan sektor paling berkontribusi dalam perekonomian domestik juga mengalami penurunan.
Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia menilai, tren perlambatan global untuk perdagangan dan pertumbuhan ekonomi akan berlanjut pada tahun 2020. Setyono Djuandi Darmono, Founder Jababeka Group mengatakan, artinya target pertumbuhan ekonomi yang diincar pemerintahan sebesar 6%-7% akan menghadapi jalan terjal.
“Namun tidak usah cepat cemas. Dengan pasar yang besar, Indonesia masih akan menjadi daya tarik bagi investor asing untuk berinvestasi. Capaian 6%-7% sebenarnya masih sangat mungkin. Hanya saja perlu adanya gebrakan,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Kamis (23/1).
Lebih lanjut ia bilang, pemerintah harus mempercepat reformasi yang signifikan guna meningkatkan iklim investasi. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan mengembangkan kawasan industri yang ada saat ini. Sektor industri manufaktur merupakan sektor yang paling berkontribusi untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Wujud nyata langkah tersebut adalah dengan memberikan kepastian hukum, keamanan serta fasilitas yang lengkap. Setyono mencontohkan negara yang berhasil menerapkan ini adalah Singapura. Negara yang dijuluki Kota Singa ini bisa berhasil karena mampu memberikan kepastian hukum, keamanan dan fasilitas yang lengkap.
Sumber dan berita selengkapnya:
https://industri.kontan.co.id/news/kawasan-industri-bakal-menopang-pertumbuhan-ekonomi-indonesia-di-2020?page=all
Salam,
Divisi Informasi