Namun, dari 39 kapal yang beroperasi di lintasan Merak-Bakauheni hanya lima unit kapal roro buatan di atas tahun 1990-an. Sisanya adalah kapal roro buatan 1970-an dan 1980-an yang diproduksi di Jepang, Korea Selatan, dan Inggris.
Data dari PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry Merak menyebutkan kapal tertua adalah kapal keluaran tahun 1971 atau sudah berusia 39 tahun. Sementara yang termuda, adalah kapal keluaran tahun 1997 atau sudah berusia 15 tahun. Adapun sisanya didominasi oleh kapal-kapal keluaran era tahun 1980-an.
Keberadaan kapal yang berusia lanjut berdampak pada waktu perbaikan (docking) yang sering tertunda lantaran harus menunggu suku cadang kapal yang terbatas.
“Kapal tua suku cadangnya tidak banyak. Kalau pun ada harus memesan lebih dulu, itu pun belum dipastikan kapan datangnya,” kata Direktur Usaha Pelabuhan PT ASDP Indonesia Ferry, Prasetyo B Utomo, Kamis (2/8) malam.
Sumber berita dan foto: