Bisnis.com, JAKARTA – Dampak pandemi virus Covid-19 diprediksi akan tetap membayangi pertumbuhan sektor logistik pada kuartal II/2020, setelah penyebab yang sama ini menjadi biang keladi penurunan di sektor transportasi dan pergudangan yang merepresentasikan sektor logistik pada perhitungan produk domestik bruto (PDB) kuartal I/2020.
Chairman Supply Chain Indonesia (SCI) Setijadi memperkirakan volume sektor logistik masih berfluktuasi sampai triwulan II/2020. Hal ini diindikasikan dari tingkat pertumbuhan volume ekspor dan impor yang masih berfluktuasi hingga April 2020.
“Nilai ekspor pada bulan tersebut [April 2020] mencapai US$12,19 miliar atau turun 13,33 persen dibandingkan dengan Maret 2020. Walaupun dengan pertambahan kecil, nilai ekspor mengalami kenaikan berturut-turut pada 2 bulan sebelumnya. Pada April 2020, sektor Pertanian mencatat tingkat pertumbuhan ekspor yang tinggi, yaitu sebesar 12,66 persen [y-on-y], sementara beberapa sektor lain seperti migas, industri pengolahan, dan pertambangan mengalami pertumbuhan negatif,” jelasnya kepada Bisnis, Minggu (7/6/2020).
Di sisi lain, nilai impor April 2020 mencapai US$12,54 miliar atau turun 6,10 persen dibandingkan dengan Maret 2020. Nilai impor yang turun pada Februari 2020 sempat naik pada Maret 2020.
Menurutnya, indikasi positif pemulihan industri bisa dilihat pertumbuhan positif impor barang modal sebesar 9 persen (m-to-m) menjadi US$1,96 miliar pada April 2020. Struktur impor menurut penggunaan barang pada April 2020 didominasi golongan bahan baku/penolong sebesar 74,63 persen.
Dengan demikian, terangnya, fluktuasi aktivitas ekspor dan impor akan sangat memengaruhi pertumbuhan sektor logistik terutama pada kuartal II/2020. Di sisi lain, berbagai upaya pemulihan ekonomi dengan pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tentu akan turut meningkatkan kebutuhan akan sektor logistik.
Sumber dan berita selengkapnya:
https://ekonomi.bisnis.com/read/20200607/98/1249475/pertumbuhan-sektor-logistik-diprediksi-fluktuatif
Salam,
Divisi Informasi