Pemerintah terus meningkatkan ekspor ke negara mitra nontradisional. Beberapa pasar yang sedang menjajaki di wilayah Amerika Latin, di antaranya yakni Venezuela, Panama, dan Ekuador.
“Amerika Latin ini sangat potensial,” kata Kepala Pusat Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Amerop Kementerian Luar Negeri, Ben Perkasa Drajat, dalam sebuah webinar, Jumat (24/7).
Menurutnya, beberapa komoditas berpeluang besar diekspor ke tiga negara tersebut karena permintaannya yang besar. Komoditas ekspor itu antara lain, serealia, residu dan limbah industri makanan, pakan ternak, bahan kimia organik, sabun, lilin buatan, kertas, mesin, reaktor nuklir, kendaraan dan suku cadang hingga kapal.
Duta Besar RI di Panama, Budhy Santoso, mengatakan Panama merupakan pasar potensial bagi eksportir. Pasalnya, negara ini memiliki 17 perjanjian perdagangan dengan lebih dari 50 negara.
Selain itu, Panama memiliki kawasan perdagangan bebas terbesar kedua di dunia, yaitu Colon Free Zone. “Panama juga diketahui lebih banyak mengimpor karena pasokan komoditasnya tidak bisa dipenuhi dari dalam negeri,” ujar dia.
Berdasarkan data trademap, total ekspor Panama pada 2018 sebesar US$ 5,9 miliar, sementara impor mencapai US$ 43,1 miliar. Pada 2019, ekspor Panama menurun tipis, yaitu US$ 5,7 miliar dengan total impor US$ 41,8 miliar.
Sumber dan berita selengkapnya:
https://katadata.co.id/ekarina/berita/5f1a839ceeb88/potensi-besar-ri-didorong-gencarkan-ekspor-ke-panama-hingga-venezuela?utm_campaign=Indeks&utm_medium=Homepage&utm_source=Direct
Salam,
Divisi Informasi