BANDUNG (Aksi.id)- Perusahaan transportasi angkutan kereta api dan laut perlu melakukan perencanaan bisnis yang tepat terkait dengan indikasi pemulihan sektor logistik.
Hal itu diungkapkan Chairman Supply Chain Indonesia (SCI), Setijadi, dalam siaran persnya, Rabu (4/11/2020).
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada periode September 2020 transportasi barang dengan kereta api sebesar 4,13 juta ton dan angkutan laut sebesar 26,58 juta ton. Pada periode itu, angkutan kereta api turun 0,94 persen m-to-m dan 2,73 persen y-on-y, sementara angkutan laut naik 3,86 persen m-to-m dan 3,52 persen y-on-y.
Berdasarkan analisis Supply Chain Indonesia (SCI), pada periode Mei s.d. September 2020 angkutan kereta api tumbuh rata-rata 7,9 persen dan angkutan laut tumbuh 5,2 persen.
Setijadi menjelaskan pertumbuhan tersebut memberikan indikasi awal pemulihan sektor transportasi dan logistik. Pada periode tiga bulan sebelumnya, yaitu Maret s.d. Mei 2020, angkutan kereta api turun rata-rata 7,7 persen dan angkutan laut turun 1,8 persen.
Indikasi positif lainnya adalah kenaikan nilai ekspor dan impor Indonesia. Nilai ekspor pada September 2020 sebesar US$14,01 miliar atau naik 6,97 persen dibanding Agustus 2020. Pada periode itu, impor sebesar US$11,57 miliar atau naik 7,71 persen.
Setijadi mengatakan perusahaan transportasi angkutan kereta api dan laut perlu melakukan perencanaan bisnis yang tepat terkait indikasi pemulihan sektor logistik itu. Secara umum, penyedia jasa logistik perlu menyiapkan diri dengan meningkatkan kapabilitas proses dan teknologi, serta kompetensi SDM.
Jasa transportasi dan jasa logistik secara umum berperan penting karena efisiensi logistik akan berdampak terhadap daya saing produk dan komoditas, maupun tingkat kesejahteraan masyarakat.
Sumber dan berita selengkapnya:
http://aksi.id/mobile/artikel/61342/SCI-Sektor-Logistik-mulai-Pulih-Kereta-Api–Angkutan-Laut-perlu-Perencanaan-Bisnis-yang-tepat/
Salam,
Divisi Informasi