REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY – Beberapa maskapai penerbangan dan perusahaan leasing bergegas mengubah jet penumpang yang lebih tua menjadi kargo. Mereka bertaruh dengan ‘ledakan’ e-commerce karena nilai pesawat bekas yang jatuh di tengah pandemi. Beberapa di antaranya adalah Air Canada hingga CDB Aviation milik China.
Tren ini telah menciptakan peluang besar bagi konversi penumpang-ke-barang (P2F), termasuk Singapore Technologies (ST) Engineering Ltd, Israel Aerospace Industries (IAI) dan Aeronautical Engineers Inc yang berbasis di Amerika Serikat (AS).
Firma analisis penerbangan Cirium memperkirakan, jumlah konversi P2F secara global akan meningkat 36 persen menjadi 90 pesawat pada tahun depan dan 109 pesawat pada 2022. “Kami memperkirakan, sebagian besar slot terjual untuk tahun 2021 dan setidaknya 40 persen untuk 2022,” tutur Kepala Analis Pasar Cirium Chris Seymour, seperti dilansir di Reuters, Senin (14/12).
Ia menambahkan, terjadi peningkatan dalam program generasi yang lebih baru, terutama 737-800 dan A321 serta A330. Tapi, jenis pesawat yang lebih lama seperti 767 tetap mengalami peningkatan permintaan didorong oleh Amazon yang berupaya membangun armadanya sendiri.
Konversi P2F adalah langkah lebih murah yang banyak diterapkan maskapai penerbangan selama masa pandemi. Pembatasan aktivitas sosial untuk menekan laju penyebaran virus menyebabkan banyak kursi penumpang kosong, sehingga menghadirkan peluang lebih banyak untuk kargo.
Sumber dan berita selengkapnya:
https://republika.co.id/berita/qlb8nf370/permintaan-emecommerceemmeningkat-maskapai-konversi-ke-kargo
Salam,
Divisi Informasi