JAKARTA, investor.id – Pengamat ekonomi Bhima Yudhistira menilai merger BUMN pelabuhan, dalam hal ini Pelindo, menjadi momentum yang sangat tepat untuk melakukan reformasi guna perombakan total sistem logistik di Indonesia. Diharapkan, merger ini bisa memberikan standardisasi dan meningkatkan kualitas pelayanan serta inovasi, sehingga mampu menciptakan efisiensi dalam sistem logistik di Indonesia.
Bhima mengatakan, saat ini, banyak negara yang merasakan dan mengalami gangguan rantai pasok selama pandemi. Bahkan, dampaknya cukup besar terhadap perekonomian.
Oleh karena itu, di saat memasuki momentum menuju pemulihan ekonomi, merger BUMN pelabuhan menjadi salah satu ikhtiar atau usaha yang perlu didukung. “Karena, ketika Indonesia masuk ke tahap pemulihan ekonomi, kinerja ekspor ke negara-negara yang pemulihan cepat terlihat mengalami kenaikan, seperti ekspor ke Amerika Serikat (AS), Tiongkok, dan sebagian besar negara di Eropa dan Asean. Ini juga harus didukung dengan infrastruktur logistik,” ungkapnya di sela Zooming with Primus bertajuk ‘Merger BUMN Pelabuhan’, Kamis (2/9).
Bhima menyebutkan, konsolidasi ini bisa menciptakan efisiensi dalam sistem pelabuhan Indonesia, terutama dalam sistem operasional. Ini mengingat Pelindo yang selama ini terbagi menjadi 1, 2, 3, dan 4 berdasarkan teritorial menyebabkan pelayan dan standardisasinya berbeda.
Manfaat tambahan lainnya dengan adanya konsolidasi adalah talent mobility, yaitu staf ahli dalam satu bidang juga bisa merasakan di Pelindo lainnya, sehingga paham sistem pelabuhan secara holistik. Ini mulai dari peti kemas hingga logistik secara satu kesatuan.
Sumber dan berita selengkapnya:
https://investor.id/business/261717/merger-bumn-pelabuhan-momentum-tepat-reformasi-sistem-logistik-indonesia
Salam,
Divisi Informasi