Jakarta: Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut B. Panjaitan, menargetkan biaya logistik dapat ditekan pada angka 17 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) di 2024. Hal itu disampaikan Luhut dalam Pembukaan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (GernasBBI) di Makassar, Sulawesi Selatan.
Selain berdasarkan data biaya logistik itu, kinerja logistik Indonesia juga rendah yang bisa dilihat dari Logistics Performance Index (LPI). Pada 2018, LPI Indonesia pada peringkat 46 atau lebih rendah daripada beberapa negara ASEAN lainnya, yaitu Singapura (peringkat tujuh), Thailand (32), Vietnam (39), dan Malaysia (41).
Chairman Supply Chain Indonesia (SCI), Setijadi, menyatakan masalah biaya dan kinerja logistik Indonesia terjadi karena para pelaku logistik di Indonesia sudah mulai memahami konsep logistik dan Supply Chain Management (SCM), tapi masih belum menguasai implementasinya.
“Tanpa kemampuan implementasi logistik dan SCM, lanjutnya, perusahaan sulit meningkatkan efisiensi proses-prosesnya yang berdampak terhadap hambatan kelancaran arus barang dan layanan yang buruk, sehingga perusahaan sulit berdaya saing,” kata Setijadi, dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 1 Maret 2022.
Efisiensi logistik semakin penting dalam menghadapi tantangan global dengan tuntutan pelanggan yang semakin meningkat, biaya operasional, harga bahan baku yang meningkat, serta kompetisi yang semakin ketat.
Sumber dan berita selengkapnya:
https://www.medcom.id/ekonomi/bisnis/aNrvvR6N-efisiensi-logistik-dinilai-terkendala-kemampuan-implementasi
Salam,
Divisi Informasi