KBR, Jakarta – Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi menyatakan, biaya angkut logistik menjadi tantangan tersendiri bagi negara kepulauan termasuk Indonesia.
Mengutip kajian Bappenas 2022, Deputi Bidang Koordinasi SDA dan Jasa Kemenko Maritim dan Investasi, Agung Kuswandono mengungkapkan, biaya logistik pengiriman barang dan pokok alur distribusi di sebagian Indonesia masih mencapai 22% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Biaya logistik ini termasuk paling mahal dibandingkan negara-negara lain, atau menyentuh dua kali lipat rata-rata biaya logistik dunia dengan 12,2% PDB. Bahkan Filipina sebagai sesama negara kepulauan, biaya logistiknya lebih efisien atau 13% PDB.
“Kenapa ini terjadi? Ini ternyata ada hubungannya dengan kondisi spasial ekonomi kita yang masih timpang. Jadi barat, timur, Jawa, luar Jawa dan sebagainya itu akhirnya berujung pada load factor yang tidak seimbang.
Jadi kalau hasil kajian kita mencatat, misalnya dari Tanjung Perak, Surabaya ke Sorong, Papua Barat load factornya bisa 100%. Tapi baliknya, dari Sorong ke Tanjung Perak load factornya itu cuma sepertiganya atau hanya 30%.
Tidak hanya itu, apa yang diangkut juga berbeda. Jadi kalau dari Tanjung Perak ke Sorong itu banyak membawa motor, elektronik, kebutuhan bahan makanan jadi dan sebagainya.
Sumber dan berita selengkapnya:
https://m.kbr.id/nasional/09-2022/biaya-logistik-pemerintah-anggap-tantangan-pelindo-upayakan-penurunan/109513.html
Salam,
Divisi Informasi