Merdeka.com – Perum Bulog mendapat tugas melakukan impor beras 500.000 ton untuk mengejar target stok hingga akhir 2022. Namun, Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso mengatakan, impor beras tersebut belum cukup untuk memenuhi target stok beras 1,2 juta ton di penghujung tahun ini.
Dia mengakui bahwa proses impor beras di saat dunia tengah terjebak krisis pangan tidaklah mudah. “Mengimpor beras tak mudah hari ini. Tidak gampang. Beberapa negara menutup ekspor beras mereka. Kita harus pakai upaya khusus untuk mendapatkan,” ujar Budi Waseso dalam Rapat Kerja dan Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi IV DPR RI, Rabu (7/12).
Di sisi dalam negeri, pihak penggilingan padi juga bakal pusing untuk membantu menyediakan beras 500.000 ton. Angka tersebut merupakan mandat dari Rakortas 8 November 2022 untuk Bulog dalam melakukan penyerapan di dalam negeri.
“Kalau saya paksakan untuk penggilingan-penggilingan menyetor pada saya, dia pening juga karena ini hanya mindahkan stoknya dia saja. Itu sudah ada untuk pasarnya juga. Begitu diambil Bulog bingung juga, tutup pasar mereka,” imbuhnya.
Persoalannya, jika memang ternyata stok beras kurang, Bulog tidak bisa memaksakan untuk bisa melakukan penyerapan dari dalam negeri. Termasuk adanya anomali cuaca yang terjadi hari ini.
Sumber dan berita selengkapnya:
https://m.merdeka.com/amp/uang/budi-waseso-tak-mudah-impor-beras-saat-dunia-terjebak-krisis-pangan.html
Salam,
Divisi Informasi