Merdeka.com – Direktur Continuum Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Omar Abdillah mencatat bahwa 98,05 persen toko di e-commerce merupakan pelaku usaha kecil mikro menengah (UMKM). Namun, barang yang dijual didominasi impor atau pelaku UMKM hanya bersifat sebagai reseller.
“Walaupun toko di e-commerce didominasi oleh UMKM sebesar 98,05 persen namun barang yang diperjualbelikan didominasi oleh produk-produk merek besar, ataupun barang-barang impor. Jadi mereka lebih ke arah beli dari supplier kemudian dijual lagi dengan margin,” ujar Omar di Jakarta, Senin (20/3).
Dari kondisi tersebut, pelaku UMKM yang membuka lapak di e-commerce tidak menjual produk atau barang yang memiliki nilai tambah.
Omar memahami, untuk menjadikan sebuah produk atau barang memiliki nilai tambah umumnya hanya mampu dikerjakan oleh perusahaan-perusahaan besar. Dia kemudian merujuk hasil pendataan Indef di sebuah e-commerce nasional.
Sumber dan berita selengkapnya:
https://www.merdeka.com/amp/uang/umkm-dominasi-di-e-commerce-tapi-barang-dijual-lebih-banyak-impor.html
Salam,
Divisi Informasi